Mengabarkan Tentang Sesuatu Untuk Kita

Laman

Sepucuk Surat dari Daulah Islam untuk Kaum Muslimin Indonesia: “Bukankah Bumi Allah Luas?”

Shoutussalam: di tengah-tengah rutinitas aktivitas redaksi Shoutussalam berselancar di dunia maya, kami kembali menemukan sebuah artikel menarik di situs microblog justpaste.it, tertulis dalam bahasa Indonesia dari bumi Khilafah ‘Daulah Islamiyyah’ di Syam.
Berikut ini tulisan tersebut!

Bukankah Bumi Allah itu Luas?

Segala puji hanya milik Allah Robbul ‘Alamin, dan sholawat serta salam semoga tercurah selalu kepada Nabi Muhammad, keluarga serta para sahabat beliau seluruhnya.
Kami memohon kepada Allah ta’ala keistiqomahan dan keteguhan dalam Hijrah dan Jihad melawan musuh-musuh Allah dari kaum Kafirin, Munafiqin, dan Murtaddin. Sungguh perjalanan Hijrah dan Jihad menegakan Syari’at tidak akan bisa ditempuh tanpa Kesabaran dan Keistiqomahan. Dan sungguh tidak ada kemenangan melawan musuh tanpa kesabaran.
Ikhwah fillah…
Risalah singkat ini merupakan sebuah pengamalan perintah Allah untuk saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Maka apabila ada benarnya itu datang dari Allah ta’ala dan apabila ada salah itu dari diri penulis dan Setan. Allah berfirman:
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“…dan saling menasehatilah dalam kebenaran dan kesabaran.” (Al-Ashr:3)
Kabar gembira bagi kaum Muslimin datang pada tanggal 1 Ramadhan 1435 H bertepatan dengan 29 Juni 2014 M, saat itu Juru bicara Daulah Islam Iraq dan Syam Assyaikh Abu Muhammad Al-Adnany –hafidhohullah- mengumumkan berdirinya kembali Khilafah Islamiyah yang merupakan impian bagi setiap Muslim.
Khilafah yang telah lama hilang dan dirindukan oleh Umat Islam di seluruh dunia akhirnya kembali tegak membentang dari Aleppo di bumi Syam hingga Diyala di Iraq dan akan terus melebar dengan izin Allah. Setelah mengalami berbagai macam ujian, pembantaian, pengusiran, pengepungan dan tuduhan palsu. Daulah Islamiyah dengan pertolongan Allah mampu bertahan dan mengumumkan berdirinya Khilafah Islamiyah.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita sebagai seorang Muslim bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas nikmat Khilafah Islamiyah ini. Khilafah yang menegakkan Syari’at Allah secara Adil, tanpa membedakan seorang pemimpin dan rakyat jelata, Khilafah yang dibangun oleh ribuan darah Syuhada’, Khilafah yang didirikan oleh para pemimpin yang teguh dalam Aqidah dan Manhaj serta tidak menghiraukan celaan para pencela. Segala puji hanya bagi Allah Rob semesta Alam.
Pastinya diumumkan khilafah Islamiyah bukan berarti perjuangan akan semakin mudah. Tetapi perjuangan ke depan akan semakin dipenuhi dengan ujian dan rintangan. Seluruh kekuatan musuh Islam di dunia saat ini bersatu untuk menghancurkan Khilafah ini. Strategi apapun akan mereka tempuh demi suksesnya misi penghancuran khilafah Islamiyah. Hasbunallah wa ni’mal wakil.
Ikhwah fillah…
Sebagaimana Jihad saat ini Fardhu ‘ain atas setiap Muslim. Maka, hijrah dari negeri Kafir menuju negeri Islam saat ini adalah fardhu ‘ain atas setiap Muslim. Seperti sholat tidak akan sempurna tanpa wudhu, Jihadpun tidak akan sempurna tanpa Hijrah. Dan kaedah berbunyi “hal-hal yang tidak menyempurnakan kewajiban kecuali dengannya, maka hal itu menjadi wajib.”
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا.
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “adalah kami orang-orang tertindas di negeri.” Para malaikat berkata: “bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?” orang-orang itu tempatnya neraka jahanam, dan jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An-nisa’: 97)
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا.
Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha pengampun lagi maha penyayang.” (An nisa:100)
Saya tidak akan membahas tentang wajibnya hijrah secara mendalam dalam risalah ini. Karena sudah banyak tulisan Ulama’ yang menerangkan tentang hal ini. Saya hanya sedikit memberikan saran tentang hal terpenting yang harus dipahami bagi siapa yang akan berhijrah.
Ikhlaskan niat hanya mengharap ridho Allah. Itulah hal terpenting yang harus dilakukan sebelum memulai Ibadah ini sebagaimana Ibadah lain. Jangan pernah terdetik untuk mencari harta melimpah di bumi Daulah Islam karena pernah mendengar banyaknya rampasan perang yang dimiliki Daulah Islam. Jangan pula berpikir agar disebut oleh orang lain sebagai seorang Muhajir di berbagai majlis dan berbangga dengannya, wal iyadzubillah.
Ikhwah fillah…
Setiap orang pasti akan berpikir berkali-kali untuk meninggalkan pekerjaan yang menjanjikan, posisi tinggi di organisasi, harta melimpah, rumah yang nyaman dan tanah kelahiran. Hanya saja, masing-masing memerlukan waktu berbeda memikirkan hal ini, sebagian membutuhkan waktu beberapa menit saja, sebagian beberapa jam, dan sebagian beberapa hari hingga akhirnya yakin untuk meninggalkan semua itu menuju Daulah Islamiyah. Tetapi ada mereka yang umurnya habis hanya untuk berpikir apakah dirinya akan beramal atau tidak, sungguh merugi orang seperti ini. Sadarlah bahwa semua tipu daya yang mengganggu adalah dari Iblis la’natulloh alaih. Karena Iblis tidak akan mendiamkan mereka yang akan melaksanakan Amal mulia ini.
Ikhlaskanlah niat, persiapkan segala hal dan bertawakal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Perasaan takut dan cemas itu hal yang wajar. Serahkan segala urusan kepada Allah dan Mintalahakan pertolongan kepada-Nya. Renungkan baik-baik Nasehat Rosulullah Shalallahu alaihi wa sallam kepada Ibnu Abbas rodhiyallahu anhu ketika bersabda;
“… jika engkau meminta, mintalah pada Allah. Dan jika kau meminta pertolongan mintalah pertolongan pada Allah. Ketahuilah jika seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagimu, maka mereka tidak akan bisa memberimu manfaat kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah padamu. Dan seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang merugikan kamu, maka mereka tidak akan bisa merugikanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah padamu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. Tirmidzi)
Sadarlah jika engkau berhijrah dan berjihad itu tidak akan mengurangi jatah umur yang telah ditentukan, sebagaimana engkau mundur tidak mau berhijrah dan berjihad juga tidak akan menambah jatah umur yang telah ditetapkan kepadamu.
Jika rezeki itu sudah ditentukan pembagiannya…
alangkah baik jika manusia tidak berambisi mengejarnya…
jika harta dikumpulkan untuk ditinggal juga…
mengapa manusia bakhil dengan benda yang akan ditinggalnya…
jika dunia dianggap barang berharga…
nilai pahala Allah lebih tinggi dan lebih mulia…
[Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowy –rahimahullah]
Kemudian jika engkau telah berhasil menuju tanah impian Daulah Islamiyah. Yakini dan sadarilah bahwa keberhasilan itu hanya dengan izin Allah ta’ala. Bukan dengan harta, strategi dan kecerdikan yang kau miliki, sama sekali bukan dengan itu semua. Bersyukurlah karena Allah telah memilihmu berada di negeri Islam dan mintalah kepada Allah agar diberi keistiqomahan dan kesabaran di jalan yang diridhoi-Nya.
Ikhwah fillah…
Sungguh perjuangan menegakkan Syari’at Allah tidak semudah membalik telapak tangan. Tidak sedikit orang-orang yang berjatuhan di awal perjalanan, tidak sedikit pula mereka yang terjatuh dipertengahan jalan. Ujian adalah sebuah keniscayaan dalam perjuangan. Tidak mungkin seseorang mengaku beriman sedang dia tidak mendapat ujian, karena ujian itu adalah untuk mengetahui siapa yang jujur dan siapa yang berdusta. Benarlah perkataan bahwa “Pelajaran itu bukan pada siapa yang paling lama berjuang, tetapi siapa yang jujur dalam berjuang.”
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ.
Apakah manusia mengira akan dibiarkan mengatakan kami telah beriman sedangkan mereka tidak diuji (2) dan telah di uji orang-orang sebelum mereka agar Allah mengetahui siapa diantara mereka yang jujur dan siapa yang berbohong” (Al-Ankabut: 2-3)
Sudah menjadi sunnatulloh kabaikan itu akan dicela dan dihina. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam juga tidak lepas dari celaan dan hinaan. Beliau dianggap sebagai orang gila, tukang sihir, dan pemecah belah persatuan sejak menerangkan dakwah tauhid dan menjauhi syirik. Bahkan celaan dan hinaan itu datang dari kerabat beliau sendiri. Maka Rasulullah adalah sebaik-baik suri tauladan bagi setiap muwahid dan mujahid.
Saat inipun Daulah Islam mendapat berbagai macam tuduhan, ia dikatakan sebagai takfiry, khowarij, dan pemecah belah kesatuan jama’ah. Mereka mengatakan “Daulah Islam itu bukanlah Khilafah Islamiyah dan lebih memilih tawaquf.” Anehnya dalam ketawaqufan, fitnah palsu tentang buruknya Daulah Islam disebarkan dalam kajian-kajian. Hasbunallah wa ni’mal wakil, apakah seperti ini dinamakan tawaquf??? kecuali mereka mempunyai definisi lain tentang tawaquf. Maaf jika kata-kata ini pahit, tetapi obat yang pahit itu mengobati penyakit.
Mentari telah terbit dan kabut perlahan menghilang. Pelajarilah kembali bagaimana Daulah Islam ini berdiri, siapa yang menghianati dan siapa yang ingin menghancurkannya. Tidakkah kau tahu jika Amerika dan Yahudi berada dibalik semua konspirasi penghancuran Daulah Islam ini. Amerikapun telah memulai meluncurkan roket-roket dari pesawat mereka. Sadarilah ini dan tentukanlah disamping siapa kau akan berdiri. Bertaqwalah kepada Allah dan hindarilah Akhir kehidupan yang buruk. Jangan sampai rasa gengsi menghalangimu untuk mencabut kata-kata buruk yang telah kau lontarkan kepada Daulah Islam.
Sadarlah bahwa yang kau tuduh sebagai Khowarij itu adalah para Mujahidin. Mereka yang telah rela meninggalkan harta, keluarga, dan tanah kelahiran demi Islam. Mereka yang rela kehilangan tangan dan anggota badan akibat bom demi mempertahankan Syari’at Allah. Mereka yang berada diantara kehidupan dan kematian serta rasa takut saat peluru dan berbagai macam mortar dilemparkan musuh Allah. Merekalah yang telah menjual nyawa dengan murah demi menjadikan kalimat Allah itu yang tertinggi. Mereka inilah orang yang kalian tuduh, sedangkan kalian berada dalam kondisi terbaik di rumah bersama keluarga kalian. Bertaqwalah kepada Allah wahai kaum Muslimin.
Wallahi kami akan mengadukan kepada Allah segala tuduhan bathil kalian di hari akhir kelak. Saat itu Allah ta’ala adalah sebaik-baik Hakim yang akan menghakimi.
Ikhwah fillah…
Janganlah kau buang energimu dan waktumu untuk berdebat kusir di dunia maya menanggapi para pencela Daulah Islam. Hindarilah kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang muwahid, bantahlah syubhat-syubhat dengan ilmu yang kau miliki, jelaskanlah kepada umat hakikat Daulah Islamiyah dan penerapan Sari’at Islam yang telah dilakukan. Semoga Allah membalasmu dengan sebaik-baik balasan.
“Dan Allah Maha Kuasa terhadap urusan-Nya tetapi mayoritas manusia tidak mengetahui.”
Wallahu A’lam.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Boleh komentar apa saja.

POSTING TERBARU

Arsip Blog

Total Tayangan Laman

z

Tiket Pesawat Murah Ada: Disini

Sponsor

Sistema Enlaces Reciprocos
Code tukar link

Tampilan seperti ini: kabar berita