Mengabarkan Tentang Sesuatu Untuk Kita

Laman

Aksi Koplak Ustad Hariri

SOSOK ustad atau seseorang 'bertitel' haji sudah mengalami pergeseran nilai  setidaknya dari yang tergambar di media televisi. Terutama sinetron Indonesia bertema religi. Alih-alih menyuguhkan tayangan bermanfaat, apa daya terlalu gamblang menunjukkan ustad/dai sebagai pribadi 'manusiawi'yang punya sifat dengki, iri, dan tak lagi masuk ke dalam stereotype  seorang pemuka agama pada umum dan idealnya. Kalaulah sifat tak baik itu dipaparkan secara proporsional dan logis, barangkali tayangan semacam Tukang Ojek Mimpi Naik Haji, Islam KTP, Sampean Muslim, dan sejenisnya, bisa lebih mengedukasi. Tapi yang terjadi bisa saja jadi  ambigu dan 'menyesatkan'.


Pada kenyataannya di 'lapangan', memang ada ustad seperti demikian. Ustad 'antagonis' yang punya sifat-sifat 'buruk'. Sayangnya tokoh ustad jenis antagonis di sinetron ini dibuat 'ekstrem dan frontal' ala tokoh sinetron sebagaimana umumnya. Kalau tidak hitam banget, ya putih banget.  Tak ada tokoh abu-abu dimana karakteristik tokoh bisa berkembang dan bertindak secara rasional.

Tak ubahnya seperti seorang penulis skenario atau kreator membuat menantu yang jahat,mertua yang jahat, dokter yang jahat, segalanya harus serba didramatisir agar menarik dan rating naik.
Sadar bahwa sinetron dan dunia pertelevisian kita adalah dagelan,  sekelompok orang tak perlu reaktif berlebih saat mendapatkan kabar tentang Ustad Hairiri. Video cuplikan dirinya yang sedang memarahi seorang lelaki telah terpajang di youtube. Lengkap dengan judul provokatif. Otomatis hal ini kembali memberi 'angin segar' pada netizen tipikal mudah tercambuk. Ketika mereka merasa sah-sah saja bereaksi keras tanpa perlu mendinginkan kepala. Dan kemudian kalimat-kalimat klise itu pun bergaung-gaung. Mulai dari dianggap menghina kubu tertentulah, dianggap melecehkan penyandang gelar tertentulah.

Padahal kalau kita sadar bahwa karakter ustad di sinetron itu serba 'dramaturgi/boneka/representasi dari sosok sebagian ustad', idealnya kita bisa paham dari 'jenis' manakah sosok Hairiri ini.

Siapa Ustad Hariri?

Melihat 'permukaan' fisik Hariri mengingatkan saya pada wajah pembaca acara Hitam Putih. Siapakah sebenarnya beliau ini? Dia memiliki nama lengkap KH. Rd. M. Hariri Abdul Aziz Azmatkhan S.Psi., MA.  Waw, ternyata dia seorang Sarjana Psikologi?

Ia juga mengasuh Majelis Mazidah Aswaja yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Awal mula ia terkenal di dunia pertelevisian Indonesia adalah saat dirinya bergabung sebagai finalis dalam ajang Audisi Dai TPI di TPI yang sekarang jadi MNCTV.

Walhasil, dengan gaya nyentrik dan agak 'kerasnya', ia wara-wiri di acara TV. Tak hanya acara religius bersifat dakwah, tapi acara umum. Sebut saja tampil di  Sambut Pagi Bersama Da'i (MNCTV), Kultum (MNCTV), Gerebek Pasar (MNCTV), Satu Jam Lebih Dekat (tvOne), Makan Besar (Trans7), OVJ Sahur (Trans7), dan sempat bergabung di Show Imah.

Yang lain? Wow, tak kalah banyak dan pastinya bikin mata saya terbelalak. Hariri juga bintang sinetron yang sudah familiar di benak penonton. Salah satu penampilannya yang pernah saya lihat hanya saat ia tampil di Tendangan si Madun. Sisanya tak pernah saya tahu karena bukan kelompok masyarakat televisi, tapi masyarakat internet.
Berikut daftar sinetron yang pernah dibintanginya:

SAMPEAN MUSLIM (MNCTV)
RADEN KIAN SANTANG (MNCTV)
ALADDIN (MNCTV)
TUKANG OJEK MIMPI NAIK HAJI (MNCTV)
TENDANGAN SI MADUN (MNCTV)
ISLAM KTP (SCTV)
EMAK IJAH PENGEN KE MEKAH (SCTV)
BENAR-BENAR MUSLIM (SCTV)
SETULUS KASIH IBU (INDOSIAR)
HATI-HATIDENGAN HATI (INDOSIAR)
CERITA ANAK LANGITAN (RCTI)
KISAH DARI LANGIT (GLOBAL TV) 

Hariri juga pernah tampil di radio seperti 99ers FM, Garuda FM, Cosmo FM, dan Wadi FM.
Nah, dengan track record-nya yang sedemikian banyak, seharusnya kita tak usah berekpektasi lebih terhadapnya. Memang, aksi 'smackdown' di panggungnya sangat disayangkan. Bagaimana ia terlihat marah-marah pada lelaki pengurus sound system. Belakangan ia minta maaf dan apakah segalanya akan baik-baik saja?

Dilansir liputan6, Hariri meminta maaf di sebuah program talkshow. Dia berkata, ""Saya manusia nggak luput dari kesalahan. Saya minta maaf kepada semuanya yang sudah menonton dan melihat rekaman video itu.Agama Islam tidak salah mengajarkan, saya yang salah. Agama Islam tidak mengajarkan sesuatu yang salah, yang salah saya. Saya masih pengikut ulama, bukan ulama. Saya masih santri kiai, bukan kiai saya bukan ustad, saya masih murid ustad."

Nah, apakah permintaan maaf ini akan meredam emosi netizen yang sudah membeludak itu? Semoga saja.

*

Suatu peristiwa yang terpapar ke ranah internet seharusnya disaksamai dulu dengan lebih hati-hati. Tak perlu serba pakai kacamata kuda. Tapi wajarlah kalau yang kita temukan selalu reaksi yang sangat reaktif, yang membuat seseorang berpikir kalau pengguna internet ini punya sifat  primitif. Idealnya seseorang bisa lihat dalam beberapa hari ke depan dan tunggulah apa terjadi kemudian.
Tapi yang lucu di sini, belum satu minggu tapi seorang 'artis' yang bernama Cinta Penelope sudah bersedia mengungkapkan 'aib' Hariri.

Dilansir liputan6.com pada kemarin dia berkata, "Dia itu sering banget ngajak kawin. Entah sudah berapa kali kawin. Terus aku bilang, 'lu sudah berapa kali kawin?' Dia bilang sudah sering banget. Gila yah, jadi ustad sedikit-sedikit ngomongnya seks. Yang digituin bukan aku aja. Nikita Mirzani juga sering diajakin nikah, biasa nikah siri. Tanya langsung saja sama Nikita."

Wah, wah .. Apa tidak sebaiknya si Cinta tak bongkar-bongkar begitu. Takutnya jadi fitnah, dan kenapa pula harus menunggu kasus video tersebar dulu hingga ia bicara demikian. Waw, pasti ada sebabnya. Dan seseorang tentu harus melepas kacamata kudanya kalau mau tahu jawabannya. Tapi kalau harus menerka-nerka dan jadi spekulan, sah-sah saja. Namanya juga interaksi dunia maya. Tak harus segala sesuatunya serba ideal.  Jadi tergantung pribadi kitanya saja dalam menyikapi. Begitu barangkali.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Boleh komentar apa saja.

POSTING TERBARU

Arsip Blog

Total Tayangan Laman

z

Tiket Pesawat Murah Ada: Disini

Sponsor

Sistema Enlaces Reciprocos
Code tukar link

Tampilan seperti ini: kabar berita