Mengabarkan Tentang Sesuatu Untuk Kita

Laman

Usman-Harun, nama kapal dan singapura

KRI Usman-Harun merupakan 1 dari 3 kapal perang tipe F2000 Corvette yang didatangkan Indonesia dari Inggris. Selain KRI Usman-Harun 359, Indonesia juga memberi nama 2 kapal perang lainnya: KRI Bung Tomo 357 dan KRI John Lie 358. Namun, belum lagi dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut, Singapura sudah ribut. Negeri jiran itu mengajukan protes karena nama Usman dan Harun mereka nilai bisa menyakiti hati rakyatnya yang menjadi korban peledakan MacDonald House di Orchad Road pada 10 maret 1965 silam.

Indonesia tegas-tegas tak mau mengubah nama itu. Nama KRI Usman-Harun diambil melalui prosedur. Singapura memang menganggap Usman dan Harun sebagai teroris. Namun tidak bagi Indonesia, kedua prajurit Korps Komando Operasi (KKO-sekarang marinir) itu adalah pahlawan nasional. Namanya sangat layak diabadikan, sehingga negara lain tak ada urusan soal nama kapal perang itu (news.liputan6.com, 13/02/2014).

Senjata-senjata Canggih di KRI Usman-Harun-359

KRI Usman-Harun-359, kapal buatan BAE System Maritime-Naval Ships, Inggris, ini dilengkapi sejumlah senjata. Berdasarkan data, kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE Systems 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke-udara VLS MBDA MICA (BAE Systems), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.
Sistem kesenjataan bawah lautnya juga cukup menggentarkan lawan hingga jarak sejauh 50 kilometer dari titik peluncuran. Selain KRI Usman-Harun-359, senjata-senjata itu juga terpasang pada 2 kapal perang lain yang juga dipesan Indonesia dari Inggris: KRI Bung Tomo-357 dan KRI John Lie-358. BAE System Maritime-Naval Ships melengkapi ketiga kapal perang itu dengan pengarah senjata elektro-optik Ultra Electronics/Radamec Series 2500, radar penjejak I/J-band BAE Insyte 1802SW I/J-band, radar navigasi Kelvin Hughes Type 1007, radar Thales Nederland Scout, dan penangkal serangan Thales Sensors Cutlass 242. Untuk keperluan perang bawah air dari serbuan dan intipan kapal selam, kapal-kapal perang ini dilengkapi radar berbasis sonar di lambung Thales Underwater Systems TMS 4130C1, radar permukaan dan udara E-band dan F-band BAE Systems Insyte AWS-9 3D. Inilah salah satu sebab personel pengawaknya cukup banyak. Tiap kapal memerlukan 79 personel termasuk sang komandan kapal.
Dengan karakter korvet yang cukup “mini” namun sarat persenjataan, kapal perang berbobot kosong hampir 2.000 ton ini pas untuk keperluan patroli jarak dekat-menengah dan kawal-sergap. Apalagi kecepatannya cukup mumpuni, yaitu hingga 30 knot perjam berkat dorongan empat mesin diesel MAN B&W/Ruston yang memancarkan tenaga total 30,2 MegaWatt dari 2 poros baling-balingnya.
Di atas kertas, sekali pengisian penuh bahan bakar dan logistiknya, jarak tempuhnya pada kecepatan ekonomis 12 knot perjam adalah 5.000 mil laut. Kalau ini benar-benar diterapkan, maka jarak Sabang-Merauke bisa ditempuh dalam 18 hari layar. Dengan perhitungan jarak tempuh peluru kendali MM-38 Block III Exocet menjangkau 180 kilometer, maka jarak 5.000 mil laut alias 9.000 kilometer darat itu memerlukan 50 titik peluncuran peluru kendali secara simultan.
Jika KRI Usman-Harun-359 berada 25 mil laut dari perairan kedaulatan Singapura, peluru kendali buatan Prancis berkecepatan suara itu perlu waktu kurang dari 10 detik untuk mengenai sasaran di negara pulau itu sejak diluncurkan dari tabung peluncurnya di kapal (news.liputan6.com, 13/02/2014). Pantaslah jika Singapura dag-dig-dug.

Nasionalisme bukan Solusi Menghadapi Singapura
Sikap Singapura ini tak pelak juga membuat Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, meradang. “Saya tidak terima kalau Usman-Harun itu dinyatakan sebagai teroris. Mereka (Usman dan Harun) Marinir kok,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko. Menurut dia, pemberian nama Usman-Harun pada kapal perang itu bukan untuk membangkitkan emosi warga Singapura. Nama itu dipilih berdasarkan histori yang menempatkan kedua prajurit itu sebagai pahlawan.
Moeldoko menambahkan, sebenarnya konflik Indonesia dan Singapura terkait Usman dan Harun telah usai setelah Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yew melakukan tabur bunga di atas pusara Usman dan harun di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 1970-an yang lampau. “Secara historikal dalam hubungan atas insiden kejadian Usman-Harun sebenarnya pada tahun 70-an kehadiran Lee Kuan Yew tidak saja menempatkan bunga tapi menabur bunga. Sebenarnya hubungan psikologis sudah dianggap selesai,” jelas Moeldoko.
Akibatnya, tim pesawat akrobatik TNI AU yang akan berlaga pada Singapore Airshow 2014 batal tampil. Pembatalan itu dilakukan sepihak oleh pihak Singapura. “Ada undangan awalnya dibatalkan sepihak. Enggak apa-apa silakan dibatalkan,” kata Moeldoko. Menurut Moeldoko, awalnya undangan itu ditujukan untuk 100 lebih perwira. Tapi karena ada pembatalan, maka semuanya urung hadir.
Indonesia sudah mengirim Tim Jupiter untuk andil bagian dalam Singapore Airshow 2014 yang digelar pada Februari ini. Namun karena dibatalkan, tim aerobatik itu akan ditarik lagi ke Indonesia. “Jupiter akan tampil apabila diberi jadwal. Jika tidak, saya akan tarik,” ujar Moeldoko. Padahal, saat ini, personel sudah berada di Singapura, namun karena dibatalkan akan ditarik dan segera dipulangkan. Singapura juga membatalkan dialog pertahanan dengan Indonesia sebagai buntut penamaan KRI Usman-Harun oleh TNI AL (news.liputan6.com, 10/02/2014).
Ramainya berita KRI Usman-Harun, membuat sejumlah pihak dari luar TNI angkat bicara. Tak hanya Istana, politisi dari sejumlah partai peserta Pemilu pun ambil suara. Namun, dari semua suara memprotes sikap Singapura ini takkan bertahan lama selama semangat yang diopinikan sebatas nasionalisme. Karena bagaimanapun, Indonesia masih memiliki sejumlah hubungan bilateral di bidang yang lain dengan Singapura. Terlebih jelang Pemilu, kestabilan hubungan bilateral ini tetap harus dijaga agar Indonesia tidak kehilangan arah dalam meneruskan sistem kapitalisme bagi rezim berikutnya. Padahal, sikap Singapura terkait KRI ini tak lain adalah penghinaan.
Di satu sisi, jika Indonesia tetap melanjutkan hubungan baik dengan Singapura, maka sesungguhnya ini sama saja dengan sikap mengandalkan kekuatan asing yang barangkali tanpa sadar merupakan bentuk pengkhianatan kepada rakyat, dengan notabene mayoritas muslim. Mengikatkan urusan kita dengan selain kita sejatinya adalah bunuh diri politik. Sementara di sisi lain, jika kita mengandalkan kekuatan sendiri namun bernafas nasionalisme, maka ini juga racun. Karena nasionalisme inilah yang justru memecah belah umat muslim dunia, sehingga tidak memungkinkan mereka bangkit untuk membela diri saat dihina seperti Indonesia saat ini. Akibatnya, negeri ini jadi makin kehilangan jati diri.
Maka dari itu, di sinilah pentingnya posisi ideologi (mabda’) bagi sebuah negara. Dengannya, jati diri negara menjadi nampak, tidak simpang siur, sehingga dapat menentukan sikap politik dengan benar dan tegas (Kitab Takattul Hizbiy). Mengingat ideologi adalah aspek yang akan berpengaruh terhadap negara yang menganutnya, dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap hubungan internasional serta posisi internasionalnya (Kitab Mafahim Siyasi).

Potensi Menjadi Negara Adidaya
Dengan spesifikasi persenjataan di atas, bukan sesuatu yang aneh jika KRI Usman-Harun membuat bangsa lain ketar-ketir. Terlebih, sudah menjadi rahasia umum bahwa Singapura adalah negara satelit di mana negara adidayanya adalah Amerika Serikat di wilayah Selat Malaka (Buku Meretas Jalan Menjadi Politisi Transformatif). Negara satelit sendiri merupakan negara yang politik luar negerinya terikat dengan negara lain dalam ikatan kepentingan, bukan ikatan sebagai pengikut (Kitab Mafahim Siyasi).
Sejumlah fakta pun dilansir media massa. Diantaranya, Indonesia yang ternyata memiliki kekuatan militer dengan peringkat 15 besar dunia. Dalam analisisnya, Global Fire Power (GFP) sebagai sebuah lembaga monitor militer yang kredibel, mengatakan militer Indonesia dapat melakukan konter teroris di dalam negeri dan dapat melakukan invasi ke negara lain. Kekuatan Militer Indonesia ini dibandingkan dengan kekuatan dari 68 negara lainnya yang ada di dunia. Tentu saja penilaian Indonesia diberikan bukan hanya pada jumlah dan kecanggihan alutsista, tetapi juga jumlah penduduk, kesiapan bahan bakar cadangan (produksi minyak), dan budget milter.
GFP merangkum data-data dari berbagai sumber semisal perpustakaan kongres AS, CIA.gov, EIA.gov, dan energy.eu. Rata-rata data itu diambil pada tahun 2012 dan 2011. Indonesia tercatat memiliki 438.410 personel aktif, 400 tank, 444 pesawat dan 187 helikopter, dan 150 kapal tempur. Dalam data itu, dimasukkan juga sumber daya manusia berjumlah 129. 075.188 dan warga negara yang siap untuk bertugas berjumlah 107.538.660 (news.detik.com, 11/02/2014).
Pada data terakhir GFP tahun 2013 disebutkan bahwa peringkat kekuatan militer Indonesia ada pada urutan 15 dari seluruh negera yang diranking. Indonesia berada 32 level lebih tinggi di atas Singapura yang berada pada posisi 47. Indonesia bahkan lebih unggul dari Australia yang berada di level 23.
Sistem ranking GFP diukur dengan mencakup 40 faktor utama yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan skor power index dari masing-masing negara. Selain alat persenjataan dan pesawat tempur, hal-hal lain seperti sumber daya alam untuk survive serta dukungan finansial dan faktor geografis juga dijadikan dasar penilaian GFP dalam melakukan skoring.
Berikut adalah daftar lengkap 50 besar peringkat kekuatan militer di dunia (Sumber: GFP) (sayangi.com, 12/02/2014):
Nomor Peringkat Nama Negara Power Index   Nomor Peringkat Nama Negara Power Index
1 Amerika Serikat 0.2475   26 Swedia 1.0841
2 Rusia 0.2618   27 Arab Saudi 1.1038
3 China 0.3351   28 Ethiopia 1.1725
4 India 0.4346   29 Korea Utara 1.1754
5 Inggris 0.5185   30 Spanyol 1.1847
6 Prancis 0.6163   31 Philipina 1.1871
7 Jerman 0.6491   32 Swiss 1.2275
8 Korea Selatan 0.6547   33 Malaysia 1.2457
9 Italia 0.6838   34 Afrika Selatan 1.2582
10 Brazil 0.6912   35 Argentina 1.2961
11 Turki 0.7059   36 Nigeria 1.3441
12 Pakistan 0.7331   37 Austria 1.3695
13 Israel 0.7559   38 Algeria 1.4107
14 Mesir 0.7569   39 Suriah 1.4706
15 Indonesia 0.7614   40 Venezuela 1.4905
16 Iran 0.7794   41 Colombia 1.5049
17 Jepang 0.7918   42 Norwegia 1.5138
18 Taiwan 0.8632   43 Yaman 1.5863
19 Kanada 0.6838   44 Denmark 1.6116
20 Thailand 0.8979   45 Finlandia 1.6121
21 Mexico 0.9144   46 Kenya 1.6237
22 Ukraina 0.9167   47 Singapura 1.6381
23 Australia 0.9386   48 Afganistan 1.6381
24 Polandia 0.9518   49 Yunani 1.6555
25 Vietnam 1.0676   50 Rumania 1.6555

Dari studi yang mendalam tentang dua kekuatan adidaya penjajah dunia, Inggris dan AS, beberapa kawasan diketahui menjadi pusat pengaruh yang sangat penting bagi bangkitnya negara adidaya baru. Kontrol atas pusat pengaruh yang sangat penting dalam persaingan peradaban. Menilik sisi ekopolitik dan kepentingan strategis, ada beberapa pusat kawasan yang menjadi kunci pengendalian dunia, yaitu:
1.    Kawasan Mediterania, Timur Tengah dan Teluk Persia
2.    Benua Afrika yang kaya sumberdaya alam
3.    Asia Selatan dan Asia Tenggara yang terhubung dengan Selat Malaka
4.    Kawasan Laut Kaspia dan Laut Hitam
Kawasan Samudera Hindia yang meliputi Pakistan, Bangladesh, India dan Indonesia yang didiami tidak kurang dari 60% populasi Muslim dunia juga telah mengkhawatirkan pembuat kebijakan AS, khususnya dari sisi ancaman Islam sebagai sistem politik dan institusi.
Dari potensi geostrategis ini, siapapun yang ingin melukiskan masa depan dunia, akan mendapatkan kesimpulan yang sangat penting dan mendalam. Umat Islam yang memiliki kesamaan keyakinan, tradisi dan aspirasi masa depan dan kelak akan disatukan dalam negara Khilafah Islamiyyah dengan izin Allah Swt menempati posisi strategis. Keempat kawasan kunci serta rute perdagangan dan perekonomian paling vital yang disebutkan sebelumnya berada di wilayah kaum Muslim. Begitu Khilafah Islamiyyah bangkit, dengan kontrol atas kawasan kunci dan rute vital itu, yang dikombinasikan dengan potensi demografi, ekonomi, militer dan ideologi, maka dalam sekejap Khilafah Islamiyyah akan menjelma menjadi adidaya baru di dunia.
Sayangnya, miskinnya visi politik dan arah yang jelas di wilayah Muslim dan kekukuhan pemimpin Muslim yang lebih memilih kebijakan mengejar target jangka pendek yang pragmatis, adalah masalah historis sejak hancurnya Negara Khilafah pada tahun 1924. Hal ini merupakan gambaran mengapa Dunia Islam saat ini mengalami de-industrialisasi. Para pemimpin umat Muslim telah meletakkan negaranya sebagai pasar bagi perusahaan multinasional Barat. Konsep perdagangan bebas dan pasar bebas selalu menjadi alasan bagi dunia berkembang untuk menghambat industrialisasi di negara lain, dan mengubah mereka menjadi tempat industri untuk konsumsi Barat. Dalam hal ini, kekuatan ekonomi harus disiapkan agar dapat menanggung apa yang akan terjadi ketika memasuki ganasnya medan perjuangan dan jihad (Al-Waie Januari 2011).

Kebijakan Politik Luar Negeri Khilafah Islamiyyah
Memahami politik luar negeri adalah perkara yang penting untuk menjaga institusi negara dan umat, dan merupakan perkara mendasar agar mampu mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. Juga merupakan aktivitas yang harus ada untuk mengatur hubungan umat Islam dengan umat lainnya dengan benar. Karena itu, ideologi-ideologi yang memimpin dunia saat ini harus diketahui. Harus diketahui pula kadar pengaruh setiap ideologi terhadap politik internasional saat ini dan sejauh mana kemungkinan pengaruhnya terhadap politik internasional di masa sekarang dan di masa mendatang. Pada saat itulah hubungan internasional berdasarkan ideologi-ideologi ini akan dapat dipahami, dan sejauh mana pengaruhnya pada saat ini dan masa yang akan datang (Kitab Mafahim Siyasi).
Dengan segala potensinya, seharusnya Indonesia mampu menjadi singa yang akan membungkam Negeri Singa. Tentunya dengan syarat jati diri Indonesia yang harus mengemban ideologi. Jangankan Singapura, bahkan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, ataupun Cina adalah lawan yang setimbang. Karena negara-negara tersebut memang negara pengemban ideologi. Oleh karenanya, penting bagi Indonesia untuk meninjau ulang corak politiknya. Seyogyanya, janganlah lagi menganut politik praktis dan pragmatis, hingga telah menjadikan Indonesia sebagai negara pengikut (pembebek).
Pada masanya, Rasulullaah saw. dan Khulafaur Rasyidin secara langsung memegang urusan hubungan internasional dengan negara-negara lain, di mana para penulis, yaitu Mu‘âwin at-Tanfîdz sebagai perantaraannya. Inilah sebagian karunia Allah Swt yang telah memuliakan kaum muslimin dengan menjadikan mereka sebagai pengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Allah juga telah menentukan metode untuk mengemban risalah Islam itu, yaitu dengan dakwah dan jihad. Allah menjadikan jihad sebagai kewajiban atas mereka. Karena itu, latihan militer adalah sesuatu yang wajib.
Disamping itu, membangun industri/teknologi militer juga wajib karena menggentarkan musuh dituntut berdasarkan firman Allah Swt: “Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah, musuh kalian, dan orang-orang selain mereka yang tidak kalian ketahui sedangkan Allah mengetahuinya.” (TQS al-Anfal [08]: 60). Menggentarkan musuh itu tentu tidak akan terealisasi kecuali dengan adanya persiapan, sementara persiapan itu mengharuskan adanya industri. Jadi, ayat tersebut telah menunjukkan wajibnya mendirikan industri militer.
Departemen Perindustrian adalah departemen yang mengurusi semua masalah yang berhubungan dengan perindustrian, baik yang berhubungan dengan industri berat seperti industri mesin dan peralatan, pembuatan dan perakitan alat transportasi (kapal, pesawat, mobil, dsb), industri bahan mentah dan industri elektronik, maupun yang berhubungan dengan industri ringan; baik industri itu berupa pabrik-pabrik yang menjadi miliki umum maupun pabrik-pabrik yang menjadi milik pribadi, yang memiliki hubungan dengan industri-industri militer (peperangan).
Hal ini mengharuskan industri yang ada di dalam Khilafah, dengan berbagai jenisnya, itu semuanya harus dibangun dengan berpijak pada politik perang. Khilafah Islam adalah negara yang mengemban dakwah Islam dengan metode dakwah dan jihad, sehingga Khilafah akan menjadi negara yang terus-menerus siap untuk melaksanakan jihad. Hal ini adalah alasan fundamental bagi setiap negara yang menginginkan industrialisasi. Mempunyai dasar industri membuat sebuah bangsa bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan mandiri dari bangsa lainnya. Tanpa industrialisasi suatu negara akan tergantung secara politik dan ekonomi pada negara lain dalam kebutuhan-kebutuhan vital seperti pertahanan, industri dan produktivitas perekonomian (Kitab Ajhizah 2006).
Umat Islam yang sedang menuju industrialisasi dan perkembangan teknologi harus dibangun di atas kekuatan akidah Islam dan motivasi yang terus berjalan. Selalu berpegang teguh pada tuntunan Allah Swt dan utusan-Nya yang mulia Nabi Muhammad saw.: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya ketika ia menyeru kamu kepada sesuatu yang memberikanmu kehidupan. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya-lah engkau dikumpulkan.” (TQS. al-Anfal [8]: 24).
Jadi, lagi-lagi, dengan segala potensinya, apakah Indonesia harus mundur hanya karena menghadapi ‘celoteh’-an Singapura tentang KRI Usman-Harun?

Khatimah
Kembalinya Khilafah dan persatuan umat Islam akan mengakhiri hegemoni Barat di negeri Muslim. Hal itu berarti mereka akan kehilangan jaminan untuk merampas sumber-sumber alam umat di Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika atau negara-negara di anak benua. Hal itu juga berarti rampasan mereka akan dibekukan dan kependudukan mereka akan berakhir.
Demikian juga jalan hidup mereka –demokrasi sekular kapitalisme- tidak dapat dielakkan lagi, akan menemui ajalnya. Penyebaran ide persatuan, Khilafah dan syariah ke lebih dari 50 negara dari Maroko sampai Indonesia; dari Timur Tengah sampai Asia Tengah. Dengan izin Allah Swt, perjuangan ini sukses dalam membuka topeng para penjajah dan agennya. Umat Islam tidak lagi berkumpul di belakang para penguasa yang berkhianat seperti yang mereka lakukan pada tahun 1950-an hingga 1980-an (Al-Waie Januari 2011). Dengan perjuangan yang terus bergulir, Khilafah Islamiyyah hanya masalah waktu, insya Allah.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Boleh komentar apa saja.

POSTING TERBARU

Arsip Blog

Total Tayangan Laman

z

Tiket Pesawat Murah Ada: Disini

Sponsor

Sistema Enlaces Reciprocos
Code tukar link

Tampilan seperti ini: kabar berita