Mengabarkan Tentang Sesuatu Untuk Kita

Laman

Cabe-Cabean Bicara Keperawanan


1388649110231744690PADA awalnya Laila hanya ingin tahu, sampai kembang api bertebaran menghiasi angkasa, ia pun masih hanya ingin tahu. Dan kemudian sehabis membunyikan terompet di kitaran kepulan asap rokok dan bau alkohol dari mulut teman-temannya, ia masih bersikukuh kalau sesuatu yang menyeretnya adalah rasa ingin tahu. Tapi selalu ada kata tapi dalam perjalanan ini. Pemandangan di kamar itu pada awalnya menjijikkan seperti tinja. Tapi mengapa mendadak indah seperti halnya kerlap-kerlip percikan mercon warna-warni di langit hitam pekat?

Laila, gadis belasan tahun pelajar SMA berrambut panjang tergerai sepinggang bermata lentik berbibir rona berhati lembut, kini termenung di balkon pada jam 2 pagi. Angin malam pun tak segan-segan menghardiknya, bahkan bernafsu untuk melucuti si gadis yang dibalut jeans panjang semata kaki juga swater sepergelangan tangan ini.

Seorang gadis lain datang. Menti namanya. Rambutnya acak-acakan bekas jambakan barangkali akibat terlalu lama terbaring dengan sebab di atas bantal. Tangannya yang halus putih mulus sempat menggaruk-garuk bagian selanjangan, tepatnya bagian paha yang dilapisi hotpants. Namun angin malam malah enggan menyentuhnya. Menti masih merasa hangat di ruangan terbuka itu. Barangkali karena ia sudah dijejali banyak pemuda di kamar sebelah. Sehingga dia tak lagi dahaga.

"Kenapa kabur? Harusnya kamu sama Rio tadi. Sekalinya kamu main sama dia, bisa jadi mobil ada di tangan."

Menti memulai. Suaranya serak, mulutnya bau alkohol. Tapi dia tak lagi mabuk.

Laila menoleh ke samping. Di depan pagar pembatas ia menjawab. "Aku nggak siap. Aku ke sini cuma mau lihat. Cuma kepengen tahu. Aku udah bilang nggak akan lakuin itu."

Menti tertawa seperti kuntilanak yang ngangkang di pohon beringin. "Hahay. Laila, Laila. Mau sampai kapan? Cewek itu dimana-mana sama aja. Nggak sekarang nggak entar, ya kita bakal jebol juga. Nggak usah nolak apa yang hati kamu bilang. Aku tahu kamu suka sekali sama Rio."

Laila ingin mereguk ludah sebanyak mungkin untuk mengikis kering kerontang tenggorokan dan suasana hatinya. "Dan cowok itu baru ngelakuin itu sama kamu kan?"

Menti tak menggeleng tak mengangguk. "Nggak, dia sama satu cewek di kamar lain. Beruntungnya cewek itu. Aku nggak tahu siapa tu cewek. Katany sih cabe."

Laila tertawa kecil. "Cabe? Cewek alay bisa ewean?"

Menti tertawa tak kalah keras. Sampai-sampai daun pepohononan di luar sana meliuk ke sana ke mari. "Yap! Cowok itu kalau udah on apa aja diembat. Lobang tembok pun bisa jadi mereka pake."

Laila hanya geleng-geleng kepala. Getir di hatinya menghadangnya untuk tertawa. "Murahan .. aku nggak jadi suka sama Rio," ucapnya, lebih memilih menyalahkan pihak lelaki.

Menti merangkul pundak sahabatnya. "Sebenernya kamu cari apa sih, La? Kamu nggak berkaca apa sama keluarga kamu sendiri? Ibu kamu sering disakitin, diselingkuhin sama bapak kamu .. Masak kamu masih tetep polos mikir kalau bapak kamu itu nggak bajingan?"

Laila melengos. Ucapan sarkastik Menti yang seperti bisa ular bukan hal aneh ia dengar. Menti juga punya latar belakang yang lebih liar.

"Aku nggak tahu," jawab Laila pendek. "Tapi pihak cewek selalu dirugikan .. Ya, kan?"

Menti menggeleng. "Orang-orang salah besar kalau mikir cewek itu rugi besar kalau udah gituan. Padahal sama aja, cewek cowok sama!"

Laila menggeleng semenggeleng daun-daun yang masih mengintip di balik pepohonan yang lain. "Tapi cewek kan ada bekasnya. Cewek juga bisa hamil, Ti ..."

"Ya main aman dong. Kamu pikir buat apa kita tadi mampir dulu di apotek buat ngeborong kondom? Tapi by the way si Fito mah malah punya banyak. Bulan kemaren kan dikasih kondom gratis tuh di kampusnya. Pas Pekan Kondom Nasional itu loh .."

"Oooh .. kampanye si Jupe itu .." Laila bergumam, ia kembali ke topik pembicaraan. "Ya .. aku sih masih mikir kalau gimanapun itu, pihak cewek pasti yang dirugiin. Inget kan sama si Sherly, kebobolan kan dia? Sampai-sampai disuruh kawin sama cowok yang nggak dia suka."

Menti tertawa lagi. "Lagi apes aja dia mah. Lagian nggak bisa main cantik. Kalau emang malu beli kondom, ya pake cara manual kan bisa .." Menti kemudian berbisik. "Pas mau keluar ya dicabut .."

Laila merinding karena geli-geli risih. "Tapi kamu suka pake kondom kan?"

"Kadang .." Menti terkekeh lagi.

Laila tak merasa nyaman dengan percakapan ini. Ia ingin berhenti saja, tapi sekaligus penasaran. Dia dan Menti kenal belum lama ini. Sama-sama kenalan saat lihat ngetrek di jalanan. Awalnya Menti menyangka Laila seperti dirinya. Tapi pertemanan yang kemudian terjalin membuat Menti merasa bahwa Laila masih  gadis baik-baik.

"Ti, kalo boleh tanya, apa kamu nggak mikir dosa?"

Menti tertawa lebih keras hingga rembulan takut menampakkan diri. "Laila, nggak ada satu pun manusia yang bener-bener suci.Lagian ini hanya sementara kok. Aku juga bakal berubah. Aku bakal nikah sama cowok kaya dan ganteng."

"Gimana kalau kita nggak dikasih kesempatan buat hidup esok hari? Kita akan mati sebagai cewek-cewek yang nggak perawan dan kesiksa di alam kubur."

Menti menganga. Mulutnya lebar sekali seperti siap mengulum dua batang lontong sekaligus. Meski ia tahu Laila hanya sedang bercanda, tapi ada tersindir juga hatinya.

"Hmm .. sebenarnya aku heran sama kamu." Menti menyilangkan tangan ke dada.

"Heran kenapa?"

"Aku cuma nggak yakin kamu masih perawan. Kamu cuma pura-pura. Supaya banyak cowok yang penasaran sama kamu," ucap Menti, sambil melihat Laila melengos. "Ayolah, Laila. Jujur aja. Kamu udah nggak virgin lagi kan? Nyantai aja lagi sama aku .."

Laila membungkam, dilihatnya Menti yang mengambil bungkus rokok di meja balkon. Menti kini mengambil sebatang lalu menyulutnya dengan pemantik api. Tak lama dari bibirnya, kepulan asap mewarnai singgasana malam.

"Emang kamu tahu bedanya cewek yang udah virgin dan yang masih virgin?" Laila bertanya.

Menti mengangguk. "Lihat aja dari mata mereka lihat cowok. Cewek baik-baik biasanya suka ngalihin pandangan kalau ngomong ama cowok, apalagi ama cowok kece. Beda kalau cewek yang udah ngerasain itu. Pandangannya lain, La. Kadang suka lihatin anunya cowok juga."

Laila menelan ludah, tak menjawab apa-apa dan tak tahu apa ia harus setuju.

"Dan .. aku lihat itu di diri kamu," susul Menti. "Terutama saat kamu lihat Rio."

"Ah, ngasal. Keperawanan seorang cewek nggak bisa dilihat dari cara dia mandang cowok. ..."

Menti ketawa. "Terus dilihat dari apa? Dari jam dia keluar? Cewek sebaik-baik apapun kalau kelayapan malam udah bisa dikatain nggak virgin. Apa itu jawaban yang kamu harapin dari aku, La? Kamu diem-diem pasti ngebenerin hal itu. Iya kan?"

Laila merasa ragu untuk mengangguk. Ia pun diam saja.

Menti melanjutkan. "Cewek keluyuran malam sama temennya terus diperkosa, dan semua orang nganggap dia cewek gampangan. Nggak ada pemerkosaan, yang ada suka sama suka .. Aku cuma pengen bilang kalau citra kamu juga sama kayak aku. Kita ini cabe .."

Laila terhentak. Dia menggeleng cepat karena artinya menolak. "Aku nggak kayak gitu. Aku bukan cabe. Awal aku suka keluar malam buat lihat orang-orang ngetrek karena bapak aku juga hobi balap motor. Aku pengen tahu sebenarnya dia itu selingkuh sama siapa. Sampai-sampai aku jadi sejenis stalker dia tanpa sepengetahuan ibu aku ..."

Entah kepulan ke berapa tapi asap rokok pun tahu kalau kali ini Menti tersenyum geli. "Laila .. Laila, ngetrek mah biasanya anak-anak brondong semua.  Tapi okelah, aku percaya kok sama alasan kamu .."

"Sori kalau ada omongan yang bikin kamu marah ..."

"Nyantai aja. Aku nggak perlu marah. Nggak ada yang bikin aku marah." Menti berbalik, ia duduk di salah satu kursi. "Aku udah nggak punya keinginan buat marah. Hidup itu harus dinikmatin, bahkan kalau kamu sudah ngelakuin kesalahan besar."

Laila menatap hampa, ia pun duduk di sebelah  Menti. "Kesalahan besar apa?"

"Tepatnya dua tahun lalu, saat malam tahun baru 2012. Aku sama cowokku waktu itu, ngelakuin untuk pertama kalinya," aku Menti, dengan tatapan nanar. "Dia bilang untuk ngerayain dua bulan kita pacaran. Dan katanya cinta itu harus diwujudkan. Malam tahun baru itulah momen yang pas."

"Gimana rasanya?"

"Rasanya? Kamu harus nyoba biar tahu rasanya. Memang enak .. Saat seseorang yang kamu cinta memeluk kamu bahkan ngelakuin hal yang lebih, bikin kamu nyaman, bikin dia bahagia, itu adalah surga buat aku. Tapi setelah itu, aku ngerasa nyesel setengah mampus. Apalagi pas sebulan kemudian, kita putus. Dia pacaran ama cewek lain."

"Dan kamu marah ..."

"Jelas. Aku pikir aku udah nggak utuh lagi. Jadi buat apa terus menyesal? Sesuatu yang udah diambil mana bisa dibalikin lagi. Yang hilang itu keperawanan, bukan jam tangan. Dan pokoknya di saat itulah aku gaul sama anak-anak kayak gitu, geng di sekolah. Puncaknya sih dikenalin sama anak-anak motor. Dari situlah aku mulai. Awalnya cuma have fun, tapi kemudian dijadiin duit. Miris kalau inget itu ..."

"Selalu ada waktu buat berubah kan? Maksudku, jangan pernah ada istilah 'terlanjur basah'. Kamu bisa keluar dari sana. Masih banyak kebahagiaan lain yang bisa kamu dapetin dengan cara yang pantas,  yang indah .."

Menti menatap kesungguhan Laila. Ada keharuan sekaligus rasa sakit di sana.

"Apa itu indah? Apa itu pantas?" Menti mematikan rokoknya secara serampangan ke bibir asbak. Ia menarik nafas dan mengembuskannya pelan. "Aku sebenernya pengen berhenti .. Tapi ..."

"Jangan biarin kata 'tapi' menghalangi niat baik kita. Selalu ada harapan ..."

Menti melipat bibir dan matanya pun tergenang. Satu tetes air mata yang jatuh ke pipi, membuat Laila tak ragu untuk memeluknya dari samping.

Selanjutnya tak ada kata-kata apapun lagi dari mereka berdua. Tembok vila pada beberapa detik kemudian melihat bagaimana kedua gadis itu masuk ke dalam. Di ruang dalam pada lantai dua yang syahdu,  baik Laila dan Menti melintasi ruangan sambil mendengar desahan dari kamar per kamar. Sesampainya di lantai bawah mereka bertekad untuk kabur saja. Usai berkemas mereka keluar vila tanpa pamit, meninggalkan orang-orang yang sedang merayakan tahun baru, lantas turun ke jalan dan mendapati begitu sesaknya jalan.

Dengan pakaian yang lebih membalut lengkap dengan jaket hangat, keduanya menunggu di pinggir jalan hingga akhirnya menyetop sebuah bis. Dalam bis antarkota itulah keduanya menjadi penumpang meski tak kebagian tempat duduk. Mereka berdiri dan menikmati sisa-sisa malam di tengah kemacetan.



*



LAILA sampai pada Subuh yang ringkih, tepat di saat ibunya baru saja salat dua rakaat di sudut kamar. Ibu menyambut dengan senyuman meski sekelebat kecewa tertera di wajahnya bagai lukisan kering. Tak ada yang mereka ucapkan selain berpelukan. Untuk kemudian berbicara lebih banyak hanya berdua saja pada 1 Januari pagi yang hangat. Lengkap dengan sang ayah di meja makan, sama-sama sarapan di hari liburan.

Ibu dan ayah Laila berkata bahwa ia tak akan bercerai, juga senang akan perubahan puterinya yang berjanji tak akan keluar malam lagi. Sementara Laila berkeinginan untuk mengatakan bahwa ia merasa bangga karena telah menjaga kesuciannya sebagai seorang perawan. Tapi yang mampu ia ceritakan hanyalah sebatas acara menginap di rumah teman yang kesemuanya perempuan. Dan tentu saja bahwa  pada jam makan siang teman barunya akan datang.

Kemudian tepat pada pukul 12 siang yang mendung, Menti berkunjung dengan wajah yang lebih cerah. Laila dan ibunya menyambut senang, namun tidak demikian dengan ayah Laila. Lelaki itu tampak gugup, begitupula dengan Menti. Dan pada saat Menti dan Laila berduaan di kamar, keduanya bercakap-cakap hingga gerimis turun tipis-tipis.

Selama mengobrol, Menti asyik SMS-an dengan seorang pria. Mereka pun berinteraksi lewat pesan pendek.

"Aku nggak nyangka om itu papanya Laila."

"Jangan racuni puteriku."

"Hahah! Santai saja Om. Dia anak baik-baik. Dia bahkan masih ngejaga virginitasnya."

"Bagus. Jangan bocorkan hubungan kita. Awas .."

"Gila apa kalau aku bilang? Lagian hubungan kita cuma sebatas ranjang! Ada uang, ada barang .."

"Dasar cabe, kamu! Hehe ..."

"Dasar lelaki bajingan! Hehe ..."

Sementara Laila asyik menyisir rambutnya di depan cermin. Tanpa praduga.

*
Share:

4 komentar:

  1. • ASSALAMU ALAIKUM WR,WB.
    Perkenalkan nama saya bapak (ISKANDAR) mau berbagi cerita kepada teman-teman melalui media internet yang dulunya saya berkerja sebagai tukang ojek yang pendapatan tak seberapa untuk menapkai istri dan ke-2 anak saya, namun suatu hari saya merasa sangat kebingungan karna anak saya kepingin lanjut sekolah lagi dan ingin mencapai cita-cita nya,namu saya berbicara dalam hati apakah anak saya bisah melanjutkan sekolah dan mencapai cita-cita nya, sedangkan penghasiln yang aku dapatkan tidak tertentu dalam sehari cuma cukup untuk buat makan aja. Dan aku merasa sedih melihat anak-anak saya yang selalu termenung dia takut kalau putus sekolah, namun suatu hari aku berusaha mencari pinjaman kepada orang yang saya kenal,namun tak satu pun mereka yang mau membantuku karna aku tak punya apa-apa yang bisa diambil sebagai jaminan, aku merasa sangat kebingungan, dan aku pasrakan pada yang maha kuasah karna kalau memang sudah takdir dan kehendaknyan pasti anak saya sudah tidak bisah lanjut sekolah lagi, kami terima atas ketidak sanggupan saya sebagai orang tua yang tidak mampu membiayai sekolah anak saya. dan suatu hari aku mengantar seorang ibu kedesa sebrang dan di situlah aku mendengar cerita kepada kalau (AKI RANGGONG) itu bisah membantu orang yang lagi kesusahan, namun saya dulunya tidak percaya dengan yang namanya peramal, tapi saya juga berpikir tidak ada salahnya kalau aku mencoba, dan aku pun memikirkan anak saya yang penuh semangat ingin mencapai cita-cita nya,kemudian saya coba bergabung dan menjadi member (AKI RANGGONG)kemudian saya mencoba menghubungi(AKI RANGGONG)di nomor (085-222-967-279) dan saya meminta angka ghoib hasil ritual AKI,walau saya harus mencari pinjaman uang untuk membayar mahar supaya aku bisa mendapatkan angka ghoibnya,dan alhamdulillah atas pemberian dan bantuan (AKI RANGGONG) kami menang togel Rp.375 juta, atas keberasilan aku memenangkan togel semua hutang-hutang aku telah terlunasih. Termasuk uang pinjaman di koprasih, dan anak saya juga sudah bisah lanjut sekolah lagi mudah-mudahan bisah mencapai cita-cita yang selama ini dia impi-impikan ,dan sekarang kami sekeluarga mau berbagi kepada teman-teman semua jika anda lagi susah dan benar2 mau merubah nasib seperti saya,silahkan berkonsultasi dengan (AKI RANGGONG) di nomor (085-222-967-279) dijamin 100% tembus dan saya sudah buktikan sendiri, bukan cuma pada saya tapi banyak orang yang berhasil melalui bantuan (AKI RANGGONG), jika anda yakin dengan adanya angka gaib silahkan buktikan.
    • KARNA RASA HATI YANG GEMBIRA MAKANYA NAMA BELIAU SAYA CANTUMKAN DI INTERNET…

    BalasHapus
  2. Wah, Mantap nih blognya ....
    Sangat berguna informasinya Thanks infonya min

    BalasHapus
  3. http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/05/kisah-nyata-love-hotel-dijepang-yang.html

    http://detik206.blogspot.com/2017/05/digrebek-polisi-remaja-di-bawah-umur.html

    http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/05/wah-gila-seorang-ayah-cabulin-anak.html

    http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/05/mahasiswa-ini-butuh-uang-dan-dijual-ke.html

    BalasHapus

Boleh komentar apa saja.

POSTING TERBARU

Arsip Blog

Total Tayangan Laman

z

Tiket Pesawat Murah Ada: Disini

Sponsor

Sistema Enlaces Reciprocos
Code tukar link

Tampilan seperti ini: kabar berita