Mengabarkan Tentang Sesuatu Untuk Kita

Laman

Dosen Plagiat, Memalukan!


13926897531481057468
SAYA pikir 'cuma mahasiswa' saja yang beberapa kali copas artikel orang lain untuk tugas kuliah. Semacam membuat makalah, paper, atau sejenisnya. Ternyata ada juga dosen yang melakukan hal serupa.

Pada medio 2013, ada berita tentang tuduhan plagiasi yang dilakukan dua dosen Unpad  Fakultas Hukum. Keduanya berinisial La dan Im. La adalah pembantu dekan 1 Fakultas Hukum sementara Im adalah sekretaris bidang akademik dan kemahasiswaan prodi magister kenotarisan Fakhum. Kedua dosen itu adalah penulis buku berjudul Cybernotari yang belakangan sangat mirip dengan tesis buatan Helen. SUMBER BERITA

Yang  terakhir, ada  dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
yang sekaligus Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah di Kemenag. Adalah Anggito Abimanyu, yang sedang heboh-hebohnya dibicarakan itu.

Pada awalnya, membaca tentang di artikel berjudul Abimanyu Anggito Menjiplak Karya Orang? , membuat saya berpikir kalau tindakan copas itu tak hanya dilakukan orang-orang akademisi. Tapi juga artis, bahkan penulis fiksi populer.  Simak artikel tentang plagiat cerpen dan puisi htt  atau artikel tentang tuduhan plagiasi dalam novel populer.

Dan kemudian saya berpikir kalau bisa saja kita melakukan plagiasi atau kesalahan referensi. Kita mungkin pernah mengadaptasi atau menyadur karya tulis orang lain dengan niat tertentu. Yakni agar tulisan dapat nilai baik, atau dimuat di media massa. Sayang keinginan menyempurnakan tulisan ini malah dilakukan dengan cara yang amat praktis: comot karya orang lain. Hal ini terjadi karena kemalasan membaca bahan refrensi/bacaan.  Faktor dikejar deadline juga menjadi pertimbangan tersendiri. Tapi kita pasti sadar bahwa tak semua orang 'buta'. Pasti akan ada yang mengetahui kalau kita nyontek karya orang. Dalam tugas perkuliahan, dosen bisa saja terkelabui. Atau dia tahu dan memberikan nilai yang pantas. Sebab dia bisa saja mengetahui jenis tulisan mahasiswa sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mahasiswa tersebut.

Saya jadi ingat saat saya dan teman saya dipercaya untuk membuat sejenis kliping dari tugas-tugas teman kuliah tentang folklor. Jadi setiap mahasiswa wajib membuat esai tentang hasil budaya Indonesia. Semua teman sekelas harus mengirimkan hasil tulisan mereka ke email saya, untuk kemudian  di-setting sedemikian rupa oleh teman saya untuk di-print membentuk kliping berkonsep buku. Tapi sebelum dicetak, semua artikel tersebut harus dikirimkan lebih dulu pada dosen agar dicek.

Saya yang juga jadi sejenis editor hanya mengecek kesalahan bahasa dan kata saja. Dan teman saya yang melek akhirnya bisa mengetahui artikel copas dari mahasiswa pemalas. Yakni dengan adanya sejenis kode asing yang selalu muncul di mucrosoft word kalau seseorang asal men-copas. Saya tidak begitu ngerti karena kejadiannya sudah lama. Tapi untuk men-copas langsung dari halaman web, idealnya seseorang meng- control C kemudian ditaruh di notepad dulu agar bebas dari kode-kode aneh. Baru setelah itu dimasukkan ke mc word.

Kami pun sempat mengecek di google, dengan memasukkan beberapa paragraf tulisannya dan memang benar hasil copasan dari artikel di internet. Kami kemudian menandai artikel mana yang copas dalam lembaran terakhir. Kami pikir lembaran terakhir itu bisa jadi acuan dosen agar memberikan nilai objektif pada mahasiswanya. Tapi setelah segalanya berlalu dan semester telah selesai, betapa terkejutnya saya dan teman saya saat si anu dapat nilai A. Dosen tersebut lengah atau memang tidak membaca kliping versi digital yang sudah dikirimkan itu?

Kalau saat itu saya adalah saya yang sekarang, mungkin saya bisa 'melaporkan' si anu dan mengajak diskusi dosen. Tapi saat itu saya dan teman saya hanya bilang 'ya sudahlah'. Toh ada solidaritas teman juga dan bahwa tipe mahasiswa 'koplak' yang asal bikin makalah juga ada.

*

Dalam artikel akun dadakan Penulis UGM, disebutkan kalau surat kabar nasional rata-rata memang selalu memuat tulisan opini dari penulis dengan latar akademik yang wah. Para penulis tipe ini dianggap mumpuni dan berkredibel, sehingga tidak perlu ada sejenis kroscek yang dilakukan oleh pihak redaktur/editor. Padahal bisa saja redaktur mengecek keaslian naskah di copyscape.com. Siapa tahu artikel merupakan copasan artikel internet.

Sejujurnya untuk beberapa tulisan artikel terutama untuk keperluan blog, kita mungkin pernah melakukan pencomotan artikel lain. Tapi biasanya kita mencantumkan link sumber, seperti ada kata-kata seperti 'dilansir dari situs anu' atau 'menurut si anu'. Jadi sangat penting mencantumkan sumber referensi baik tulisan untuk kepentingan blog yang sifatnya 'senang-senang', atau yang sifatnya untuk kepentingan nilai kampus atau untuk mendapatkan honorium/menuh-menuhin daftar riwayat menulis.

Setidaknya pada Senin kemarin  (17/2), Anggito jumpa pers di Universit Club UGM. Ia mengundurkan diri sebagai dosen dan meminta maaf pada rektor, dosen dan seluruh sivitas UGM akan artikel opininya berjudul Gagasan Asuransi Bencana yang dimuat 10 Februari 2014 itu. Ia mengaku mengirimkan artikel tersebut atas inisiatifnya sendiri tanpa diwakilkan orang lain.  Dilansir tempo.co permohonan pengunduran diri itu ia sampaikan langsung kepada Rektor UGM Pratikno dalam jumpa pers tersebut. Belasan dosen, dekan, dan mahasiswa FEB mendengarkan pengunduran diri Anggito. Ia mengatakan pengunduran diri ini merupakan bagian dari komitmen menjunjung tinggi kejujuran.

Yeah, semoga saja segalanya jadi pelajaran berharga. Dan di sisi lain, akhirnya lagi-lagi Kompasiana semakin dikenal karena blog keroyokan ini dipakai oleh seorang anonim dalam membongkar tindakan plagiasi dan sejenisnya. Mengenai siapa sosok kompasianer bernama Penulis UGM, rasanya bukan hal yang harus untuk kita ketahui. 'Pembuka kedok' plagiasi  atau sejenis itu biasanya memang anonim. Tak mengapalah. Akun dadakan, jejadian, siluman, atau kloningan itu tak selamanya buruk.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Boleh komentar apa saja.

POSTING TERBARU

Arsip Blog

Total Tayangan Laman

z

Tiket Pesawat Murah Ada: Disini

Sponsor

Sistema Enlaces Reciprocos
Code tukar link

Tampilan seperti ini: kabar berita