Mengabarkan Tentang Sesuatu Untuk Kita

Laman

Telexfree Bangkrut / Scam dan Dinyatakan Sebagai Tipuan Ponzi (Ponzi Scheme)


Telexfree Bangkrut / Scam dan Dinyatakan Sebagai Tipuan Ponzi (Ponzi Scheme)

Setelah sebelumnya bermasalah di Brazil, kini Telexfree membuat berita baru. Sekitar 30 top leader Telexfree bakal tidak bisa memperoleh bonus mereka. Pasalnya Telexfree telah membuat laporan tentang kesulitan keuangan perusahaan tersebut dan melaporkannya kepada pemerintah USA untuk meminta perlindungan berdasarkan aturan dalam Bab XI UU Kebangkrutan. Telexfree berharap, jika permohonannya dikabulkan maka Telexfree akan terbebas dari tuntutan-tuntutan keuangan, termasuk tuntutan bonus para leadernya.

Adapun daftar para top leader Telexfree yang bakal dibekukan bonusnya tersebut dapat dilihat pada website kccllc.net.

Petisi tersebut telah didaftarkan pada pemerintah District of Nevada, USA. Stuart MacMillan, CEO sementara Telexfree berharap dapat mengatur kembali skema utang-utangnya, memperbaiki sistim penjualan, serta struktur harga dari bisnis MLM-nya. Perkembangan kasus Telexfree selanjutnya akan kami update di artikel ini, agar dapat selalu dipantau oleh pembaca.


Telexfree Dinyatakan sebagai Tipuan Ponzi (Ponzi Scheme)

Nasib Telexfree ternyata tidak semanis presentasi para upline. Tanggal 15 April 2014 (16/4 waktu Indonesia), menteri negara bagian Massachusetts USA, William Galvin secara resmi menyatakan bahwa Telexfree merupakan penipuan skema piramida milyaran dollar (billion dollar pyramid scheme).

Telexfree mempromosikan diri sebagai bisnis komunikasi internet dan periklanan yang lebih modern dari yang sudah ada.  Para member diminta menyetor uang sejumlah uang dengan janji pengembalian hasil investasi 250% dalam setahun. Untuk menarik peminat, Telexfree sering menggelar acara akbar dan aneka presentasi yang menjanjikan uang sampai hadiah mewah. Tak lupa jargon tentang nikmatnya passive income seumur hidup menjadi jualan yang memikat.

Dari penyelidikan yang dilakukan oleh kantornya selama ini, Galvin menyimpulkan bahwa Telexfree telah menarik setidaknya $90 juta (sekitar Rp900 milliar) dari warga Massachusetts saja, dan sekitar Rp10 triliun di seluruh dunia! Modusnya adalah menarik para member terutama kalangan buruh migran asal Brazil melalui pertemuan di rumah-rumah ibadah dan informasi dari mulut ke mulut. Bisnis ini kemudian menjalar ke Eropa, Asia Australia dan seterusnya.

Awal bulan April ini, sejumlah investor mendatangi kantor Telexfree di Marlborough. Akan tetapi mereka hanya ditemui oleh sejumlah polisi yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa menemui pimpinan Telexfree. Menurut laporan dari kantor Galvin, Telexfree ternyata hanya mempekerjakan 8 orang pegawai di kantornya tersebut.

Telexfree sebetulnya sudah dalam penyelidikan pihak berwajib dalam setahun ini. Menurut laporan Forbes, kecurigaan pemerintah berawal dari permintaan laporan rugi laba perusahaan oleh Bagian Penindakan pada Pengadilan Kebangkrutan Negara Bagian Nevada pada tanggal 4 April 2013. Anehnya, dua laporan rugi laba yang dibuat untuk periode yang sama, menampilkan data-data biaya, pengeluaran, dan pendapatan bersih yang berbeda. Penyelidikan pun dilancarkan, menyusul kemudian pelarangan aktivitas ponzi Telexfree di Brazil.

“Ini jelas mimpi buruk,” kata Barry Miller, seorang pianist dari negara bagian Florida. Ia menginvestasikan sejumlah besar uang tabungannya di Telexfree selama tiga tahun terakhir. Rencana untuk menikahi tunangannya dan membeli rumah, kemungkinan besar terhambat.


Kantor Telexfree Digeledah Petugas Dapartemen Keamanan Dalam Negeri

Sebagaimana diberitakan oleh Metrodailynews.com, sejumlah petugas kepolisian menggeledah kantor pusat Telexfree pada hari Selasa siang (15/4, atau Rabu waktu Indonesia) untuk membekukan aset-aset Telexfree.
“Kami harus bertindak,” kata Galvin, untuk membekukan aset-aset perusahaan tersebut dan mencegah terjeratnya member baru yang mendaftar.

Berbagai cara yang digunakan pihak media untuk menghubungi perusahaan tidak berhasil. Website Telexfree tidak bisa diakses. Sementara Steve Labriola, juru bicara Telexfree, juga tidak bisa dihubungi.

Kini setelah Telexfree dinyatakan bangkrut, sejumlah besar member di seluruh dunia dipastikan akan kesulitan menarik dananya. Beberapa informasi member yang diterima mengeluhkan ketiadaan respon dari para upline yang dulunya begitu manis membujuk mereka untuk bergabung. Telepon tidak diangkat.

Tanggal 17 April 2014 (18/4 waktu Indonesia) US Securities and Exchange Commission (semacam OJK-nya Amerika) mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Telexfree menjalankan kegiatan ponzi (skema piramida), suatu kegiatan bisnis yang terlarang menurut hukum Amerika. SEC mendukung langkah pemerintah untuk membekukan aset Telexfree. Hal ini dipandang perlu mengingat kewajiban (utang) Telexfree kepada para membernya sangat besar. Menurut SEC, pemasukan Telexfree dari Agustus 2012 – Maret 2014 hanya sebesar Rp13 milyar, tidak akan cukup untuk membayar nilai yang dijanjikan kepada para anggotanya yang kini mencapai sebesar Rp11 triliun. Inilah akhir kisah klasik suatu usaha ponzi (skema piramida).

Bisnis sejenis yang menjual produk virtual tanpa manfaat jelas lewat jaringan MLM masih banyak beredar menjerat masyarakat. Apa yang selama ini disebut sebagai peluang bisnis online (BO), kebanyakan pula bukanlah bisnis apalagi investasi. Masyarakat sebaiknya lebih teliti mengenali manfaat, potensi, serta resikonya. Nasihat yang baik memang terkadang menyakitkan tetapi pasti membawa kebaikan.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Boleh komentar apa saja.

POSTING TERBARU

Arsip Blog

Total Tayangan Laman

z

Tiket Pesawat Murah Ada: Disini

Sponsor

Sistema Enlaces Reciprocos
Code tukar link

Tampilan seperti ini: kabar berita