Sistem keuangan piramida ini lahir di Rusia. Kemudian dibawa ke sejumlah negara seperti India dan kini Indonesia.
Menurut Aidil Akbar, perencana keuangan, saat ini MMM sudah kolaps di
tanah kelahirannya. Sementara di India, MMM hanya mampu bertahan 3
tahun.
Kira-kira berapa lama ‘investasi’ dengan skema Ponzi ini bisa bertahan di Indonesia?
“Di sini sudah berjalan sekitar hampir setahun. Saya perkirakan 6
bulan lagi paling lama akan selesai. Paling cepat 1-3 bulan lagi,”
tegasnya kepada detikFinance, Rabu (13/8/2014).
Saat ini, lanjut Aidil, sudah ada tanda-tanda struktur MMM bakal
macet. Menurutnya, piramida MMM di Indonesia sudah mulai gemuk dan akan
semakin sulit untuk bertambah lagi.
“Kalau dilihat, dalam beberapa bulan ini ramai ajakan ikut MMM. Ini
karena mereka butuh marketing yang masif untuk merekrut anggota baru,
biar piramidanya tidak runtuh,” tuturnya.
MMM, tambah Aidil, memang butuh banyak anggota. Maklum, dalam sistem
MMM tidak ada barang yang diperjualbelikan. Keuntungan yang didapat
adalah dari rekrutmen anggota baru atau anggota lama yang mau membantu
setoran, uang hanya berputar di antara sesama anggota.
“Kira-kira kalau 1.000 orang transfer ke 100 orang, maka untuk
meng-cover yang 1.000 itu butuh 1.500-2.000 orang. Begitu seterusnya,
jadi semakin ke bawah semakin butuh banyak orang,” terangnya.
MMM di India Cuma Bertahan Tiga Tahun
Acara berkumpul MMM India (Foto: Money Life India)
Sulap Investasi MMM, Sebulan Dapat 30%
Jakarta – Setelah dilarang di Rusia, skema permainan uang
(money game) MMM (Mavrodi Manial Moneybox) mulai merambah ke India.
Namun permainan uang dengan skema Ponzi ini pun tidak bertahan lama.
Setelah berhasil mengelabui banyak rakyat Rusia yang lugu, Sergei
Mavrodi si pendiri MMM pun mulai mencari pasar baru untuk kegiatan
operasinya. Pasalnya, ia sudah dijebloskan ke penjara gara-gara
menjalankan MMM di Rusia.
Pria yang terbukti menipu 10.000 investor oleh Pengadilan Rusia ini
pun memilih India sebagai basis operasi berikutnya setelah kabur dari
Negara Beruang Merah tersebut. Pada tahun 2011 muncul lah MMM India.
Seperti di Indonesia, MMM India sejak awal membuka diri bahwa
entitasnya bukan perusahaan bukan pula bisnis, murni skema piramida dan
Ponzi. MMM India menjanjikan keuntungan 20% per bulan.
Caranya sama, setor uang dan berharap disetor oleh anggota lain di
bulan berikutnya, begitu seterusnya. Setelah setor, para anggota akan
mendapat mata uang virtual bernama Mavro.
Seperti dikutip dari MoneyLife India, Rabu (13/8/2014), ada ketentuan
para anggota ini harus memegang minimal 100 unit Mavro atau sekitar
5.000 rupee atau sekitar Rp 1 juta. Dana anggotanya ini ternyata masuk
ke pihak yang ditunjuk Mavrodi untuk menjalankan MMM India.
Berdasarkan data Who.is MMM India teregistrasi atas nama Ivan Ivanov
dari Petrozavodsk, Rusia. Situs yang digunakan untuk transaksi MMM India
akan habis masa berlakunya pada 11 Juli 2014.
Intinya sama saja, dengan di Indonesia. Dalam satu dan dua tahun
tidak ada masalah. Anggota masih dapat uangnya kembali ditambah
keuntungan bulanan. Tidak ada yang merasa ditipu, semua senang.
Makin lama, makin terasa anehnya. Pembayaran untung MMM India ke
anggotanya mulai tersendat. Kenapa? Ya sudah tidak ada lagi anggota
baru.
Uang yang berputar hanya di anggota lama saja. Lama-lama habis itu
uang dipakai berbagai keperluan para anggotanya. Mereka hanya berharap
dapat untung dari MMM tanpa mencari uang dari tempat lain, sementara
uang baru pun tidak ada karena tidak ada anggota baru.
Selama ini kan perputaran uangnya hanya di sesama anggota saja.
Begitu tak ada lagi anggota baru, skema seperti ini langsung kolaps dan
banyak anggota yang tidak menerima get help (GH), istikah pengiriman
uang mereka, sama sekali.
Pertanyaan yang paling besar adalah, siapa yang akhirnya menguasai uang 100 Mavro milik para anggota yang selama ini ditahan?
Pertanyaan berikutnya, jika skema ini benar-benar menguntungkan,
kenapa pemerintah tidak menerapkan skema ini supaya India bisa terbebas
dari utang-utang luar negeri?
Lanjut ke pertanyaan berikutnya, mengapa pemerintah di negara lain
tidak meninggalkan sistem ekonomi lamanya dan pindah saja ke sistem MMM
yang tidak perlu kerja keras tapi bisa menghasilkan banyak uang?
Skema Ponzi MMM India ini akhirnya ditutup setelah tiga tahun berdiri
dan beberapa pelakunya ditangkap Badan Pelanggaran Ekonomi (EOW).
Beberapa di antaranya yang ditangkap adalah pasangan Michael Gulakhev
dan Jennifer Menezes ditangkap karena menjadi koordinator untuk
publikasi MMM India.
Gulakhev bekerja di MMM India sebagai penerjemah sekaligus motivator
dalam mencari anggota baru. Sebanyak 20 rekening bank milik Gulakhev.
Pada bulan sebelumnya EOW juga menangkap lima orang termasuk dua
orang warga negara Rusia untuk kasus penipuan dengan melalui MMM India.
Fenomena MMM kali ini merasuki Indonesia. Sampai saat ini belum ada
pihak yang merasa dirugikan oleh MMM Indonesia karena jumlah anggotanya
masih bertambah. Namun dari informasi terakhir, tingkat provide help
(PH), istilah untuk memberi bantuan ke anggota lain, sudah lebih sedikit
ketimbang anggotanya yang menunggu GH.
Sehingga, MMM Indonesia berdalih server-nya down sehingga harus ada
penyesuaian. Penyesuaian tersebut membuat aturan main berubah, salah
satunya adalah keuntungan yang turun menjadi hanya 10% dari sebelumnya
dijanjikan 30%. Ada juga anggota yang tak kunjung dapat GH. sumber
Kalau Sampai Rugi, Peserta MMM Sulit Mengadu
Jakarta -’Investasi’ MMM alias Manusia Membantu Manusia (MMM) sedang
ramai diperbincangkan. Bagaimana tidak, sistem yang nama aslinya Mavrodi
Nondial Moneybook ini menjanjikan keuntungan hingga 30%.
Aidil Akbar Madjid, perencana keuangan, mengatakan sistem MMM sangat
berisiko. Sistem ini bisa hidup, selama masih ada anggota baru yang
mendaftar dan mengirimkan uang.
“Sistem piramida seperti ini masih akan hidup kalau ada yang
memasukkan (uang). Kalau sudah tidak ada, ya selesai,” katanya kepada
detikFinance, Rabu (13/8/2014).
Risiko yang dihadapi para anggota, lanjut Aidil, cukup besar. “Kalau
tidak ada yang menyetor lagi, hilang uang kita. Hilang 100%,” ujarnya.
Jika ini terjadi, tambah Aidil, maka anggota sulit untuk
mengadukannya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak bisa menindaklanjuti,
karena MMM bukan kewenangan mereka. MMM bukanlah skema investasi resmi
seperti saham atau reksa dana.
“Hukumnya memang tidak ada. Kalau pun lapor ke OJK tidak akan ditanggapi. Istilahnya, itu derita lu,” tutur Aidil.
Menurut Aidil, bisa saja anggota melapor ke polisi dengan tuduhan
tindak pidana penipuan. “Tapi di tindak pidana penipuan ada unsur-unsur
yang harus dipenuhi. Kalau satu unsur saja tidak terpenuhi, maka
pidananya gugur,” jelasnya.
Di Indonesia, Aidil menilai cukup sulit menjerat pelaku investasi
piramida. Sementara di negara-negara maju sudah ada hukuman bagi mereka
yang merugikan masyarakat dengan skema Ponzi.
Aidil mencontohkan, kasus skema Ponzi yang melibatkan Bernard Madoff.
“Dia bisa dihukum 150 tahun penjara. Itu dua kali hidup baru bebas,”
ucapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan
bahwa MMM bukan di bawah kewenangan pihaknya. Oleh karena itu, OJK tidak
terlibat jika nantinya sampai ada masalah di MMM.
“Tidak, tidak. Itu di polisi nanti,” tegasnya. sumber
MMM Diminati Karena Banyak yang Ingin Kaya Mendadak
Sulap Investasi MMM, Sebulan Dapat 30%
Jakarta -Masyarakat tengah ramai membicarakan ‘investasi’ MMM atau
Manusia Membantu Manusia. Banyak yang tertarik bergabung ke sistem yang
punya nama asli Mavrodi Mondial Moneybook ini, karena berani menjanjikan
keuntungan 30% per bulan.
Menurut Aidil Akbar Madjid, perencana keuangan, MMM bisa tumbuh subur
karena sifat ingin mendapat kekayaan secara instan. “Masih banyak orang
yang mau mendapat uang dengan cepat, tapi tanpa bekerja. Sifat seperti
ini yang membuat sistem piramida bisa berkembang,” tuturnya kala
dihubungi detikFinance, Rabu (13/8/2014).
Pada dasarnya, MMM adalah skema Ponzi atau money game. Sistem MMM hanya mengandalkan perputaran uang di antara para anggotanya.
Sistem ini juga disebut piramida, yaitu mengandalkan orang lain dalam
melipatgandakan uang. Contohnya, satu klien bisa mendapat untung jika
ada klien baru yang memasukan uang, begitu seterusnya. Jika suatu saat
tidak ada lagi klien yang mau memasukan uang, maka di situlah permainan
berakhir.
“Misalnya 1.000 orang harus transfer ke 100 orang. Untuk meng-cover
yang 1.000 itu butuh orang 1.500-2.000 orang lagi. Semakin ke bawah
orangnya semakin banyak. Inilah makanya disebut sistem piramida,” papar
Aidil.
Dalam sistem MMM, lanjut Aidil, juga tidak ada barang yang
diperdagangkan. Bahkan perputaran uang antar anggota, juga tidak
ditempatkan dalam investasi apapun.
“Tidak ada bisnis, tidak ada profit. Makanya keuntungan 30% itu tidak masuk akal,” tegasnya.
Namun, tambah Aidil, sistem piramida seperti MMM akan terus menjamur
jika sifat ingin kaya secara instan masih ada. “Ingin kaya mendadak,
tidak mau berinvestasi dengan benar, tidak sabar, dan sebagainya. Kalau
yang seperti itu masih ada ya susah,” tuturnya.
(hds/dnl)
Skema Ponzi Ala MMM, yang Gabung Terakhir Buntung
Jakarta -Skema ‘investasi’ MMM alias Manusia Membantu Manusia (MMM)
tengah hangat diperbincangkan. MMM, yang aslinya singkatan dari Mavrodi
Mondial Moneybook, berani memberikan keuntungan hingga 30% per bulan.
Pada dasarnya, MMM adalah ‘investasi’ dengan skema Ponzi. Sistem MMM
hanya mengandalkan perputaran uang di antara para anggotanya.
Risiko ini disadari oleh para anggotanya, termasuk Nodi. Pria ini
sudah menjadi manajer MMM dengan bawahan (downline) mencapai 1.000
orang.
“Saya sudah setahun join MMM, sekarang menjadi Manager 1.000. Awalnya
saya join dengan modal Rp 1 juta, dan setelah tahu aturan mainnya saya
putuskan untuk PH (Provide Help atau mengirim uang) Rp 100 juta,” kata
Nodi kepada detikFinance seperti dikutip Rabu (13/8/2014).
Namun, akhir-akhir ini Nodi mulai kesulitan. Pembayaran uang plus
keuntungan 30% yang biasanya lancar sejak Juli sudah mulai tersendat.
“Ada yang gagal bayar, terutama bonus manajer,” tegasnya.
Nodi pun akhirnya menyarankan sebaiknya seseorang harus memahami
sistem kerja MMM sebelum memutuskan bergabung. “MMM itu skema Ponzi atau
gali lubang tutup lubang. Sebaiknya jangan join program yang beginian
karena member yang gabung di awal pasti untung dan yang terakhir
buntung,” sebutnya.
Skema Ponzi adalah permainan uang yang mengandalkan orang lain dalam
melipatgandakan uang. Contohnya, satu klien bisa mendapat untung jika
ada klien baru yang memasukan uang, begitu seterusnya.
Jika suatu saat tidak ada lagi klien yang mau memasukan uang, maka di
situlah permainan berakhir. Karena dalam skema ini tidak ada investasi,
tidak ada barang, tidak ada bisnis. Murni hanya perputaran uang secara
massal yang digerakan oleh para anggotanya sendiri.
Artinya, keuntungan yang didapat benar-benar hanya mengandalkan
kerelaan orang lain. Biasanya, supaya orang lain mau bergabung maka
harus ada iming-iming keuntungan yang tinggi dan kisah keberhasilan
mereka yang sudah sukses bermain uang. (hds/ang)
Bagaimana Nasib MMM di Rusia?
Sulap Investasi MMM, Sebulan Dapat 30%
Jakarta -Ada skema permainan uang (money game) yang lagi ramai
dibicarakan di Indonesia, yaitu MMM (Manusia Membantu Manusia/Mavrodi
Manial Moneybox). Skema seperti ini bukan barang baru, hanya saja belum
lama masuk tanah air.
Seperti dikutip dari situs MMMIndonesian.com, Rabu (13/8/2014), skema
memutar uang berisiko tinggi ini lahir di Rusia. Namanya juga money
game, tidak pernah bertahan lama. Bahkan, sampai saat ini si pendiri
MMM, Sergei Mavrodi, sudah tidak lagi tinggal di Negara Beruang merah
karena skema yang ia ciptakan berujung kasus.
Jika melihat sejarahnya, MMM didirikan pada tahun 1989 oleh Mavrodi,
Vyacheslav Mavrodi, dan Olga Melnikova. Jauh sebelum menciptakan money
game yang katanya ingin melawan sistem kapitalis dunia, MMM hanyalah
perusahaan jual-beli komputer dan peralatan kantor.
Sempat dituduh menggelapkan pajak, MMM banting setir ke usaha
jual-beli saham. Bisnisnya pun tak kunjung membaik, hingga tahun 1994
mereka memutuskan untuk memulai usaha dengan skema piramid alias Ponzi.
Skema Ponzi adalah skema permainan uang yang mengandalkan orang lain
dalam melipatgandakan uang. Contohnya, satu klien bisa mendapat untuk
jika ada klien baru yang memasukan uang, dan begitu seterusnya.
Jika suatu saat tidak ada lagi klien yang mau masukan uang, maka di
situlah permainan berakhir. Karena dalam skema ini tidak ada investasi,
tidak ada barang, tidak ada bisnis. Murni hanya perputaran uang secara
massal yang digerakan oleh uang para anggotanya sendiri.
Artinya, keuntungan yang didapat benar-benar hanya mengandalkan
kerelaan orang lain. Biasanya, supaya orang lain mau bergabung maka
harus ada iming-iming keuntungan yang tinggi dan kisah keberhasilan
mereka yang sudah sukses bermain uang lebih dulu.
Rayuan seperti ini kerap berhasil, terutama di negara dengan edukasi
keuangan minim seperti di Indonesia. Begitu melihat ada orang sukses
tanpa harus kerja keras, orang Indonesia biasanya langsung latah dan
ikut-ikutan.
Skema ponzi ini biasanya disamarkan melalui bisnis koperasi, MLM,
atau aneka bisnis investasi lainnya. Nah, MMM ini dengan gamblang
menyebut mereka bukan bisnis, tapi murni skeman piramid untuk bermain
uang.
Lebih hebatnya lagi, meski ini permainan berisiko tinggi dan
berpotensi dana hilang dalam sekejap, anggotanya malah terus bertambah
banyak.
Bahkan di awal MMM mulai menggelar money game, anggotanya dijanjikan
return investasi hingga sepuluh kali lipat dalam setahun. Alhasil,
banyak rakyat Rusia yang berbondong-bondong daftar jadi anggota.
Sampai akhirnya MMM ketahuan menggelapkan pajak dan harus ditutup
pada 1994. Anggotanya yang masih menunggu get help (GH) istilah menunggu
transferan dari para anggota lain pun tidak bisa menerima uangnya
kembali yang masing-masing menunggu 50 miliar- 100 triliun rubel.
Menurut Wikipedia, setidaknya 50 investor bunuh diri karena tidak
mendapatkan uangnya kembali. MMM kemudian dinyatakan bangkrut pada bulan
September 1997. Sergey Mavrodi pun sempat menghilang.
Tak kapok menipu rakyat Rusia, ia kembali muncul dengan bantuan
kerabatnya dengan menciptakan skema bisnis serupa tapi dengan berkedok
jual beli saham dengan janji keuntungan 200%.
Rakyat Rusia yang tidak sadar ini perusahaan bikinan Mavrodi kembali
mendaftarkan diri. Tidak lama kemudian, bisnis ini kembali bangkrut dan
sekitar 275.000 orang kehilangan uang mereka.
Sampai pada 2003 Mavrodi dibekuk dan dijebloskan ke penjara dengan
berbagai tuntuan, mulai dari penggelapan pajak hingga penipuan skala
masif. Hampir lima tahun di penjara tak membuat Mavrodi kapok.
Ia kembali membuka bisnis dengan skema ponzi bernama MMM-2011.
Ternyata bisnisnya ini hanya percobaan alias tes pasar apakah masih ada
orang yang mau bergabung. Ia sendiri menutup MMM-2011 tak lama setelah
berdiri.
Selidik punya selidik, ia membidik India sebagai tempat untuk
menjalankan aksi terbarunya. Ia sengaja membidik negara-negara
berkembang karena di negara maju skema bisnis ini sudah dilarang karena
berpotensi merugikan banyak orang.
MMM Beri Keuntungan 30% Per Bulan, Analis: Waspadai Investasi Tanpa Pengawas
Jakarta -Berbagai jenis investasi ditawarkan dengan imbal hasil atau
keuntungan menggiurkan. Tak tanggung-tanggung, jenis ‘investasi’ MMM
atau Manusia Membantu Manusia menjanjikan imbal hasil fantastis yaitu
mencapai 30% per bulan.
Atas hal ini, Kepala Divisi Riset Mandiri Investasi Yusuf Ade Winoto
ikut memberi pandangan. Menurutnya, hal paling utama sebelum melakukan
investasi adalah teliti sebelum membeli. Pastikan produk investasi
tersebut legal dan punya lembaga pengawas.
“Seperti reksa dana, ada lembaga pengawasnya jelas. Sebaiknya produk
investasi harus ada lembaga pengawasnya. Akan lebih bagus, jadi ada
policy-nya,” paparnya kepada detikFinance di Jakarta, seperti ditulis
Selasa (12/8/2014).
Selain itu, Yusuf menyebutkan, setiap investor perlu tahu jenis dan
latar belakang dari produk investasi yang dibeli untuk keamanan. “Harus
dilihat produknya, cari informasi sebanyak-banyaknya. Calon investor
harus benar-benar teliti sebelum membeli, jangan ikut-ikutan,” tegasnya.
Setelah diketahui produknya legal, lanjut Yusuf, investor juga perlu
tahu profil risiko masing-masing. Ini akan menentukan pilihan produk
investasi.
“Kalau reksa dana, misalkan, ini menganjurkan dana yang
diinvestasikan dana ekstra jangka panjang, secara data historis imbal
hasil jauh lebih tinggi. Tapi kalau untuk jangka pendek dan menengah,
dengan volatilitas tinggi, tidak tepat, mungkin bisa saja rugi,” terang
dia.
Yusuf menambahkan, reksa dana pendapatan tetap juga disarankan untuk
dijadikan instrumen investasi. Ini bisa untuk jangka menengah.
“Reksa dana saham biasanya untuk jangka panjang 3-5 tahun ke atas. Reksa dana pendapatan tetap 1-3 tahun,” katanya. (drk/hds)
Bisnis MMM Itu Penipuan?
bisnis MMM, MMM penipuan, bisnis MMM penipuan, Arisan MMM, celah penipuan MMM, tentang bisnis MMM, asal usul MMM
Entah kapan, dulu aku lihat diberanda facebook ada yang promosi
bisnis MMM, dalam hati “Opo meneh iki”, yang aku ingat dia menuliskan
bahwa MMM bukan MLM, gak perlu jualan, gak perlu cari member, uang
sekian jadi sekian (intinya keuntungan yang didapatkan 30%), yang
tertarik suruh inbok gitu, yang minat gabung akan dijelasin cara
kerjanya, kalo gak minat gabung ya gak masalah toh dia tetep dapat 30%
gitu katanya. Awalnya cuma satu orang aja yang terlihat sering promosi
MMM di beranda fb, lambat laun muncul juga yang lainnya, bahkan teman
kuliah dulu ada yang kini ikutan MMM itu. Kalo aku pribadi dari awal gak
tertarik ikutan model-model yang begituan, tapi tertarik nunggu
endingnya gimana gitu, kalo aku sih yakin pasti gak akan bertahan lama
bisnis model gituan, (*ini bukan berarti mendo’akan keburukan untuk MMM
itu loh ya, ini tuh semacam feeling ajah gitu -semua kembali pada
keyakinan dan kepercayaan masing-masing-).
Saat tulisan ini diketik memang bisnis MMM belum menunjukan endingnya
bagaimana namun kini sudah mulai ramai dibicarakan tentang apakah
bisnis MMM itu penipuan? atau bagaimana, karena bunga yang ditawarkan
sebesar 30% itu tidak jelas asal-usulnya, karena tidak ada usaha apapun
kenapa uang bisa berbunga 30%? Kalo menurut logika ketak-ketik sih, itu
uangnya ya dari anggota baru yang setor uang, selama masih ada anggota
yang setia setor uang sehingga ada uang yang berputar ya bisnis tersebut
bisa tetep jalan, namun ketika nanti sudah gak ada lagi uang yang
berputar ya dijamin mandeg alias tutup.
Dari yang aku baca-baca bisnis itu pernah ada di Rusia namanya
Mavrodi Mondial Moneybox, kalo di Indonesia diadopsi menjadi Manusia
Membantu Manusia (MMM). Seorang Analis dari Investa Saran Mandiri
Kiswoyo Adi Joe, mengingatkan adanya celah penipuan dalam arisan Mavrodi
Mondial Moneybox dari Rusia, maka dari itu ia menyarankan agar
masyarakat di Indonesia khususnya tidak ikut serta dalam arisan MMM itu.
Dia mencurigai adanya beberapa orang yang berperan sebagai pengelola
website, namun menyamar sebagai anggota. Tujuannya adalah mendapatkan
jatah transfer dari setiap pendaftar baru. Sebabnya sistem yang
diterapkan pada arisan tersebut dinilai tidak jelas dan seperti berjudi.
“Seperti berjudi, bisa rugi sewaktu-waktu,” katanya.
Dan konon meski tidak jelas begitu sistemnya tidak bisa dikatakan
sebagai penipuan karena dasarnya suka-suka, tapi kalo nantinya bisnis
itu macet terus ada yang demo ngadu ke polisi karena merasa ditipu,
mungkin saat itulah bisa dikatakan penipuan. Dan kalopun bisnis itu
nantinya bangkrut tapi yakin deh model serupa pasti juga akan muncul
lagi dengan nama yang berbeda, dengan tetep memberi penawaran yang
menggiurkan, maka dari itu berhati-hatilah, bisnis yang jelas-jelas
saja, ingat pesan spongebob “Ternyata semua yang berkilau itu belum
tentu emas”.
(NB: untuk informasi sejarah MMM yang di Rusia aku lihat di
detikfinace Selasa, 12/08/2014 12:00 WIB telah dimuat secara lebih
lengkap, silakan dibaca sendiri Menengok Sejarah MMM, yang Penemunya
Pernah Dipenjara)
salam ketak-ketik,
Home »
Bisnis Online
,
MMM
,
Wirausaha
» MMM atau Manusia Membantu Manusia tengah menjadi perdebatan
0 komentar:
Posting Komentar
Boleh komentar apa saja.