Mengabarkan Tentang Sesuatu Untuk Kita

Laman

Perkawinan Campuran

Pada era globalisasi ini makin banyak perkawinan campuran antar bangsa, apa saja kesulitan yang mungkin dihadapi pasangan seperti ini?
  • Pada era globalisasi ini makin banyak perkawinan campuran antar bangsa, apa saja kesulitan yang mungkin dihadapi pasangan seperti ini? Di antara bangsa Indonesia sendiri terdapat banyak suku yang adat dan tradisinya berbeda-beda. Jangankan berlainan bangsa, berlainan suku saja kadang-kadang menimbulkan beberapa salah paham. Apakah cinta belaka cukup untuk mengatasi hal-hal ini? Di bawah ini tertera apa saja yang dapat menimbulkan masalah dalam perkawinan semacam ini dan bagaimana mengatasinya.

  • Agama

    Ini salah satu hal penting yang harus diputuskan sebelum menempuh bahtera perkawinan. Dua orang dari suku atau bangsa yang berbeda seringnya memiliki agama yang berbeda juga. Misalnya seorang pemuda Aceh tinggal di Bali dan jatuh cinta dengan seorang gadis lokal. Di tengah-tengah adat istiadat Hindu yang kental apakah anak-anak mereka akan mengikuti agama Islam atau Hindu? Begitu pun bila seorang gadis dari China yang dibesarkan dalam adat ketat Buddha menikah dengan suami dari Amerika yang beragama Kristen. Haruskah dia meninggalkan tatacara Buddha dan beralih ke agama suaminya? Bila masing-masing mau berkompromi dengan saling bertenggang rasa perbedaan agama tidak akan menjadi masalah. Mungkin anak-anak mereka dibiarkan memilih sendiri sesudah mereka dewasa, agama mana yang akan mereka anut. Atau salah satu dari pasangan itu mengalah dan masuk ke agama pasangannya sehingga mereka dapat beribadat bersama.
  • Budaya

    Hal ini dapat membentuk jarak dan bahkan jurang yang lebar bila tidak segera diatasi. Contohnya saja cerita terkenal Nyai Dasima yang menikah dengan seorang Belanda di zaman VOC dulu. Sebagai penjajah pandangan si Belanda terhadap si Nyai tentu terpengaruh oleh hirarki kedudukannya. Karena itu akhirnya Nyai Dasima terpikat oleh Bang Samiun yang memiliki latar belakang lebih mirip dengan dirinya.
  • Keuangan

    Jangankan dua orang yang berasal dari suku atau bangsa yang berbeda, keuangan selalu menjadi faktor yang dapat menimbulkan masalah dalam rumah tangga. Seorang suami yang berpenghasilan kecil akan merasa minder terhadap istrinya yang berasal dari keluarga kaya raya. Salah-salah dia merasa dibeli oleh keluarga itu. Apalagi bila dia tinggal di negara si istri yang mempunyai adat istiadat jauh berbeda dengan negaranya. Bila si istri tidak bisa membuat suaminya merasa dihargai, rumah tangga seperti ini tidak akan tahan lama. Seorang kenalan saya di Indonesia dulu menikah dengan mantan sopirnya. Mula-mula mereka memang tampak bahagia, ke mana-mana selalu berdua. Namun lama kelamaan perbedaan mereka makin menonjol dan diam-diam si suami kembali ke pacar lamanya, rumah tangga mereka kandas dalam waktu dua tahun.
  • Bahasa dan pendidikan

    Dalam pergaulan sosial suami yang berpendidikan kurang dari istrinya sering merasa terkucil. Bayangkan bila si istri seorang dokter atau pengacara terkenal dan diundang ke pesta di mana dia bertemu dengan kolega-koleganya. Suaminya bisa merasa kikuk di tengah-tengah percakapan yang tidak dia pahami masalahnya, belum lagi soal bahasa bila mereka berbeda kebangsaan. Lain bila keadaannya terbalik, si istri yang pendidikannya tidak setingkat dengan suaminya mungkin masih dikagumi karena kecantikannya atau cara berdandannya, dengan kata lain dia bagaikan asesori bagi suaminya.
  • Kebiasaan

    Seorang teman baik saya pernah ke Inggris menemui pria idamannya. Di negara itu orang-orang mempunyai kebiasaan minum teh di sore hari, istilah mereka tea time. Sebagai calon menantu teman saya berusaha menyenangkan hati calon mertuanya, dia memasak air untuk teh pada jam 3. Berhubung udara dingin air yang dimasaknya tidak cepat mendidih. Si calon mertua sudah tidak sabar menunggu air tehnya. Teman saya juga tidak sabar merasa diperlakukan seperti pembantu, akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia saja. Kalau saja dia mau membiasakan diri dan sama-sama menikmati tea time, mungkin kejadiannya berbeda, dia sudah jadi orang Inggris.
  • Cuaca

    Hal yang sepele tetapi berpengaruh besar bila tidak dapat diatasi. Seorang yang terbiasa tinggal di udara tropis tentu menangis bila harus keluar menghadapi langit kelabu dan udara di bawah nol. Waktu mungkin akan membantu dalam hal ini. Lama-lama udara dingin tidak lagi terasa menggigit tulang karena cinta memberi kehangatan di hati.
    Penulis: Irma Shalimar
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Boleh komentar apa saja.

POSTING TERBARU

Arsip Blog

Total Tayangan Laman

z

Tiket Pesawat Murah Ada: Disini

Sponsor

Sistema Enlaces Reciprocos
Code tukar link

Tampilan seperti ini: kabar berita