Mengabarkan Tentang Sesuatu Untuk Kita

Laman

Sambutan Hantu Di malam Pertama (Kisah Nyata)

13750816881796338674Merupakan sebuah kegembiraan bagi keluarga Arifin (bukan nama sebenarnya) karena bisa menempati rumah baru mereka. Rumah besar yang terletak di pingiran sebuah desa di Kabupaten Bandung Barat itu sebenarnya belum layak huni, maklum disana-sini masih banyak bangunan yang belum selesai, seperti ruang tengah yang langit-langitnya belum dipasang plafon, kamar anak yang belum diberi keramik dan ruang tamu yang belum diberi gorden.  Tetapi apa boleh buat, karena rumah kontrakan yang mereka sewa selama ini sudah jatuh tempo, akhirnya mereka memutuskan untuk mengisi rumah baru mereka dengan kondisi seadanya.

Malam ini adalah malam pertama bagi keluarga kecil Arifin untuk menempati rumah baru mereka. Pria berusia sekitar tiga puluh lima tahun ini beserta istri dan kedua anaknya sudah begitu lelah karena sejak tadi pagi seharian memberekan rumah mereka. Oleh sebab itu tidak aneh kalau baru pukul 20.30 mereka sudah mulai merebahkan diri beristirahat di sebuah kamar yang terletak di ruang tengah. Mungkin karena kelelahan dan juga karena udara dingin yang merasuk sampai ke sumsum tulang membuat mereka semua cepat terlelap di peraduan.
Salah seorang anak Arifin yang kebetulan tidurnya disampingnya, mempunyai kebiasaan kalau tidur tidak bisa diam. Anak ini sering membolak-balikkan badannya, bahkan tanpa disadarinya, kakinya kadang-kadang menendang tubuh Arifin, sehingga membuat Ayah dua anak ini merasa tidak nyaman dan terbangun. Sekitar pukul jam 21.30 Arifin lalu memutuskan untuk pindah tidur ke ruang tamu yang kondisinya saat itu masih seadanya. Kaca jendela masih terbuka tanpa ditutupi sehelai gorden pun, sehingga pemandangan diluar jelas sekali terlihat. Lampu ruang tamu memang sudah mati sejak tadi, sehingga penerangan hanya mengandalkan lampu luar yang cahanya langsung menembus ke dalam.
Ilustrasi Tidur di Sofa (sumber ://www.manufacturingtoday.com)
Arifin memilih tidur di sofa dengan posisi menyamping menghadap ke arah pintu dan jendela depan, sementara kepalanya membelakangi ruang tengah rumah mereka yang saat itu tidak ada sekat, karena pintunya memang belum jadi. Dia pun segera melanjutkan tidurnya yang tadi sempat terganggu.
Baru saja akan terlelap dalam mimpi indah, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar tengah seperti ada yang membuka. Kemudian terdengar seperti suara anaknya disertai dengan langkah kecil yang bergerak menuju ke arah belakang. Kemudian terdengar pintu kamar mandi terbuka diiringi dengan suara kucuran air dari kran. Arifin menduga pasti itu suara anaknya yang “kebelet pipis”. Suara di kamar mandi itu kemudian tiba-tiba menghilang begitu saja dan suasana berganti menjadi hening. Karena merasa ngantuk sekali, Arifin tidak begitu memperdulikannya. Dia “cuek” saja dan berusaha  melanjutkan tidurnya.
Kesadaran Arifin hampir saja hilang dan berganti mimpi indah kalau saja tidak ada sesuatu yang membuat tidurnya kembali terganggu. Kali ini dia merasa ada tangan lebut yang mengelus-elus kepalanya.  Spontan Arifin menepis lembut tangan tersebut, namun anehnya tepisan itu tak menyentuh apapun. Dia kembali melanjutkan tidurnya. Lagi-lagi kepalanya dielus-elus dengan lembut, kembali Arifin menepis dengan tangannya. Arifin mengira ini ulah iseng anaknya yang tadi pipis.
Aaah …. sudah tidur sana, jangan ganggu Bapak,” hardik Arifin sambil ngelindur.
Tidak ada jawaban yang terdengar, namun elusan tangan itu kemudian segera mendadak berhenti. Gangguan itu ternyata tidak berhenti begitu saja. Kali ini Arifin merasakan seperti ada hembusan angin dikepalanya yang membuat dirinya kedinginan. Karena penasaran, dia mencoba bangun dan melihat ke arah belakang. Anehnya, tidak ada siapa-siapa disana. Ruang tengah masih terlihat gelap dan sunyi.  Entah mengapa perasaan Arifin mulai tidak enak. Badannya mulai merinding dan bulu kuduknya kini mendadak jadi berdiri. Pikiran aneh mulai merebak dikepalanya, namun antara sadar dengan tidak karena ngantuk berat, dia kembali berusaha menenangkan pikirannya dan kembali melanjutkan tidurnya sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
Belum juga benar-benar tertidur, di depan rumah Arifin sayup-sayup terdengar seperti ada keramaian.  Semakin lama suara-suara itu semakin jelas dan membuat tidurnya mulai terganggu kembali. Dirinya jadi penasaran, ada apa sebenarnya yang terjadi ?  Matanya secara perlahan mulai dibuka sambil menahan ngantuk. Alangkah terkejutnya Arifin meihat pemandangan yang ada diluar teras rumahnya. Antara percaya dengan tidak, dia melihat begitu benyak makluk aneh yang berseliweran di depan rumahnya. Semuanya nampak jelas dimatanya. Ada makhluk yang tinggi kurus bermata besar dengan jemarinya yang panjang dan berjalan seperti orang hutan. Ada juga makhluk cebol yang badannya gendut, dengan wajah seperti kena penyakit borok. Ada juga makhluk berkuping lancip seperti Mr. Spock dalam film Startrek. Ada juga makluk bertelinga  besar mirip gajah dengan kaki seperti ayam. Pokoknya semua makhluk yang dilihatnya itu belum pernah ditemuinya di alam nyata.
Badan Arifin semakin menggigil ketakutan, lalu cepat-cepat ditutupi kepalanya dengan selimut berusaha untuk mencoba menghalau pandangannya. Suara-suara itu terus menggagnggu tidurnya. Semula dia berpikir mungkin ini hanya mimpi, lalu dia mencoba untuk mengintip melalui selimutnya. Benar saja, makhluk-makluk itu masih ada dan terlihat jelas. Sepertinya mereka sedang asik dengan kesibukannya. Terlihat bagaimana tingkah polah makhluk yang hampir semua bentuknya aneh dan mengerikan itu. Ada makhluk yang sedang berbicara ke sesama mereka. Cara bicaranya cepat, seperti kita menonton adegan dialog dalam film yang diputar cepat. Suara mereka terdengar tidak begitu jelas, hanya seperti suara mendesis. Diantara mereka ada juga yang terlihat seperti sedang berdagang. Ada yang duduk bersila, ada yang jongkok dan terlihat seperti orang yang sedang adu tawar harga, persis sebagaimana layaknya di pasar tradisional.
Belum habis rasa kaget Arifin melihat pemandangan yang begitu menakutkan itu, entah dari mana datangnya, tiba-tiba salah satu makhluk itu sudah ada dihadapannya. Padahal pintu rumah dan jendela masih tertutup rapat. Makhluk aneh tersebut sedang dalam posis mengendap-endap seperti anak kecil yang sedang main petak umpet dan memintanya untuk diam, dengan cara meletakkan telunjuk jarinya yang panjat ke mulutnya sambil mengeluarkan suara,”Sssstttttt ……”.
Kali ini pertahanan Arifin goyah. Dia berusaha menjerit sekuatnya, namun lehernya seperti terkunci. Tidak ada suara yag keluar dari tenggorokannya. Badannya semakin menggigil ketakutan. Dengan seluruh kekuatannya, dia berusaha bangkit dari sofa, namun anehnya tubuhnya terasa berat sekali. Dia berusaha meronta sekuatnya, lagi-lagi usahanya sia-sia. Untungnya Arifin masih ingat dengan kata-kata guru ngajinya dulu, kalau ketemu hantu, baca saja ayat-ayat suci Al-Qur’an.  Lantas dia mencoba membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an yang diingatnya. Benar saja, tubuhnya tiba-tiba menjadi ringan dan dengan gerakan secepat kilat dia meloncat dari sofa, segera berlari menuju ke kamarnya.
Ada apa Pak ? Kok seperti ketakutan ?” katanya istrinya yang mendadak terbangun.
Aa …ah…. nggak apa-apa kok Ma, Bapak cuma kedinginan …..,” kata Arifin berusaha menutupi kejadian yang sebenarnya, karena khawatir istrinya jadi ikut ketakutan.
Keesokan paginya, Arifin menanyakan kepada istrinya apakah tadi malam salah seorang anaknya mereka ada yang keluar untuk kecing. Istrinya mengatakan kalau anak mereka tadi malam tidur terlelap dan tidak pernah keluar kamar  sampai pagi. Lantas, tadi malam yang ke kamar mandi itu siapa, pikir Arifin. Pasti ini ulah hantu penghuni rumah mereka. Tetapi Arifin tetap berusaha menutupi kejadian itu di depan anak dan istrinya, karena dia tidak ingin keluarganya ketakutan dan tidak mau tinggal disana.
Selang beberapa minggu kemudian kebetulan badan Arifin kurang fit dan minta urut dengan lelaki tua berumur enam puluhan, seorang tukang urut kampurng yang tinggalnya tidak jauh dari rumah mereka. Sambil diurut, dia iseng-iseng menceritakan pengalaman yang pernah dialaminya. Mendengar penuturannya, tukang urut itu hanya tersenyum kecil.
Lho ….Mbah kok nggak kaget mendengar cerita Saya ? Mbah gak percaya ya ? Saya nggak ngarang kok Mbah, ini benar-benar terjadi,” kata Arifin sedikit kesal.
Ya…ya……Mbah percaya ! Justru Mbah nggak kaget karena sudah pernah juga mengalaminya,” kata mbah tersebut.
Maksud Mbah ?” tanya Arifin penasaran.
Begini Pak …….di daerah sini memang dari dulu terkenal angker. Tanah kosong yang ada di depan rumah ini sebenarnya  merupakan pasar tradisonal makhluk halus. Mereka memang sering mengadakan transaksi disini pada waktu-waktu tertentu. Ada dua tempat yang biasa dipakai oleh mereka, yang satu di daerah sana sekitar 500 m dari sini, dan yang satu lagi ya di depan rumah Bapak  ini,” kata Mbah tukang urut itu mejelaskan.
Oww begitu …….pantesan saya malam itu melihat kejadian aneh, ternyata itu benar ya Mbah !” kata Arifin penuh keheranan.
Ya betul ….gak apa-apa, mereka tidak mengganggu kok. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat mereka. Bahkan di rumah ini juga ada penunggunya. Mungkin mereka hanya ingin memberitahu keberadaanya. Biarkan saja, mereka juga butuh kehidupan, sama seperti kita. Yang penting, kita tidak saling ganggu. Mereka juga makhluk Allah juga Pak, “ pungkas tukang urut itu.
Sejak saat itu Arifin yang semula sholatnya “belong-bentong” menjadi rajin sholat dan berusaha tegar menyikapi kondisi unik di seputar rumahnya.  Kini dia bisa hidup berdampingan dengan makluk-makluk tersebut, walau kadang-kadang kejadian aneh masih sering dialaminya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Boleh komentar apa saja.

POSTING TERBARU

Arsip Blog

Total Tayangan Laman

z

Tiket Pesawat Murah Ada: Disini

Sponsor

Sistema Enlaces Reciprocos
Code tukar link

Tampilan seperti ini: kabar berita