Tak ada satu orang pun yang mempermasalahkannya karena semuanya kembali pada diri masing-masing. Tampil lebih semarak di hari raya atau di momen-momen tertentu boleh-boleh saja. Jilbab berwarna-warni atau dengan sentuhan lipatan lengkap dengan pakaian yang juga semarak. Begitupun jika berpakaian
sehari-hari, tak ada yang melarang seorang muslimah berhijab memakai pakaian yang mereka inginkan. Toh berpakaian adalah hak asasi manusia.
Teman-teman saya yang berjilbab pun tak menganggap soal meski pasti sebagai manusia kerap kali menunjukkan kekurang’sreg’annya. Jadi jangan dipikir kelompok yang tidak berhijab saja yang sesekali ‘protes’ atau ngerasa aneh. Kalangan berjilbab syari atau ‘normal-normal’ saja pun kerap kali berpikiran sama kayak saya: berprihatin ria.
Jilbab Punuk Onta
Dari sekian banyak jenis modifikasi jilbab, ada yang masih jadi tren di tahun ini. Jilbab punuk onta sebutannya. Jilbab jenis ini punya efek gundukan di kepala. Mungkin seseorang menaruh sejenis sanggul dari kain atau apapunlah itu. Hingga memberikan kesan tinggi. Padahal dalam sebuah hadis, jilbab tersebut tidak diperbolehkan. Jika jilbab jenis begitu saja dilarang, bagaimana dengan jilbab-jilbab yang lain? Berikut contohnya.
Foto seorang teman.
Saat penghelatan malam final World Muslimah 2013. Jilbabnya mirip orang di Vatikan.
Pagelaran fashion show bertema jilbab modern.
Alangkah baik memakai jilbab dengan
sewajarnya. Dengan dalih ingin keren dan cantik, bisa jadi malah
terlihat konyol. Berjilbab sederhana tanpa modifikasi berlebihan menurut
saya jauh lebih elegan, cantik, dan punya ’sesuatu’. Jilbab modifikasi
membuat saya kadang mengulum senyum dan terpekik. Sehingga saya sempat
berpikir, ‘ini wig kain atau jilbab sih?’
*
Lebih anggun yang seperti ini ya?
Baca mengenai baik tidaknya jilbab punuk onta di sini.
Baca mengenai baik tidaknya jilbab punuk onta di sini.
foto: comic strip, koleksi pribadi
0 komentar:
Posting Komentar
Boleh komentar apa saja.