GUS DUR yang DIBENCI DAN DICINTAI
Tulisan ini saya angkat atas kekaguman saya pada Gus dur sosok ulama, sosok politikus yang sekuler , sosok negarawan . Terkadang saya sendiri kurang setuju terhadap beberapa pola pikir Gur dur yang selalu melawan arus dan cendrung dianggap merugikan umat islam . Tapi itulah Gus dur pola pemikirannya yang jenius jauh melesat. Sulit dicerna oleh orang awam seperti saya. Baru beberapa tahun kemudian apa yang dipikirkan Gus dur terbukti kebenarannya. Kejeniusan Gus dur tak lepas dari khazanah bacaan yang terekam dalam otaknya maka tak heran Gus dur mampu menangkap dengan cepat dan cerdas sumber ilmu yang ia pelajari. Kecerdasan inilah yang kemudian oleh warga NU diyakini Gus dur memiliki ilmu LADUNNI (Ilmu yang diperoleh dari Alloh tanpa belajar ) bahkan ada yang meyakini bahwa Gus dur sosok Auliyaillah (wali) hingga saat ini Makam Gus dur di tebuireng masih ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai pelosok di nusantara.
Tulisan ini saya angkat atas kekaguman saya pada Gus dur sosok ulama, sosok politikus yang sekuler , sosok negarawan . Terkadang saya sendiri kurang setuju terhadap beberapa pola pikir Gur dur yang selalu melawan arus dan cendrung dianggap merugikan umat islam . Tapi itulah Gus dur pola pemikirannya yang jenius jauh melesat. Sulit dicerna oleh orang awam seperti saya. Baru beberapa tahun kemudian apa yang dipikirkan Gus dur terbukti kebenarannya. Kejeniusan Gus dur tak lepas dari khazanah bacaan yang terekam dalam otaknya maka tak heran Gus dur mampu menangkap dengan cepat dan cerdas sumber ilmu yang ia pelajari. Kecerdasan inilah yang kemudian oleh warga NU diyakini Gus dur memiliki ilmu LADUNNI (Ilmu yang diperoleh dari Alloh tanpa belajar ) bahkan ada yang meyakini bahwa Gus dur sosok Auliyaillah (wali) hingga saat ini Makam Gus dur di tebuireng masih ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai pelosok di nusantara.
Suatu
hari seorang ulama ahli tarekat bernama Syech Nazhim al haqqani
berkunjung ke Indonesia dan ditanya oleh jamaah “apakah Gus dur itu
wali ? jawab Syech Nazhim al haqqani ‘Lihatlah nanti ketika Gus Dur
meninggal, benar saja ketika Gus dur meninggal ribuan orang mengiringi
prosesi pemakamannya dan makamnya tak pernah sepi di ziarahi oleh umat
yang mencintai Gus dur.
Kelugasan
dan kepolosan Gus Dur dalam membuat pernyataan merupakan kekuatan yang
dimilikinya , namun tentu saja memiliki implikasi yang negatif bagi
orang lain. Aroma mistis spritual selalu melekat dalam diri Gus Dur .
Bisikan bisikan yang katanya merupakan “Suara Langit” selalu gus dur
kemukakan hal tersebut bagi orang lain dapat diartikan menentramkan
atau sebaliknya justru meremehkan dan membuat gerah orang. Gus dur
kadang sulit dimbangi dengan langkah langkah taktisnya, sehingga
terkesan emosional, meskipun demikian orang berusaha memakluminya
penyampaian gagasan dengan ceplas ceplos dan humoris merupakan langkah
jenius Gus dur melintas batas menembus ketegangan , gus dur sanggup
menjalin silahturahim dengan segala perbedaan perbedaan.
Sebagai
politikus dan pejuang Gus Dur selalu dapat membedakan antara urusan
politik dan hubungan pribadi. Dia bisa keras, tegas, dan cenderung
berkepala batu dalam sikap-sikap politiknya, tetapi selalu menjaga
hubungan pribadi melalui silaturahmi yang selalu hangat dan bersahabat.
Bukan hanya kawan politiknya yang diakrabi, tetapi lawan-lawan
politiknya pun dihormati dengan silaturahmi. Kita tentu masih ingat
nama Abu Hasan, pesaing Gus Dur dalam perebutan kursi Ketua Umum PBNU
pada Muktamar NU (1994) di Cipasung.
Sebagai
calon ketua umum yang menurut berita diskenariokan oleh kekuatan luar
( alat politik suharto ) untuk menjinakkan NU, Abu Hasan ngotot untuk
menjadi Ketua Umum PBNU. Setelah kalah dalam pemilihan yang demokratis
di muktamar Abu Hasan tidak mau terima. Dia pun membentuk PBNU
tandingan dengan nama KPPNU. Namun berkat dukungan arus bawah dan para
kyai kyia kampung terhadap Gus Dur, meski memakan waktu agak lama,
akhirnya KPPNU itu bubar tanpa komunike karena tak bisa bekerja tanpa
dukungan umat. Yang mengharukan, setelah KPPNU runtuh dan PBNU di bawah
Gus Dur berjaya, justru Gus Dur-lah yang datang pertama kali
bersilaturahmi ke rumah Abu Hasan tanpa mengungkit kelakuan dan
cercaan-cercaan pedas yang pernah dilontarkan Abu Hasan terhadap
dirinya.
Dirangkulnya
Abu Hasan sebagai sahabatnya. Ketika terjadi konflik PKB Jawa Timur
yang melibatkan Kiai Fawaid. Saat itu Kiai Fawaid terpilih sebagai
Ketua Dewan Syura PKB Jawa Timur, tetapi tidak ada kecocokan dengan Gus
Dur dan Ketua PKB Jawa Timur Choirul Anam dalam susunan kepengurusan.
Kiai Fawaid merasa hak-haknya sebagai Ketua Dewan Syura hasil
musyawarah wilayah (muswil) dilanggar, apalagi Gus Dur sempat marah dan
menyatakan tak akan berhubungan lagi dengan Kiai Fawaid.
Pewaris
tokoh NU karismatik Kiai As’ad Syamsul Arifin itu pun keluar dari PKB
dan bergabung dengan PPP. Pada saat Kiai Fawaid bersikap keras dan
resmi menyatakan bergabung ke PPP, Gus Dur tetap menyambung
silaturahminya dengan Kiai Fawaid. Pada suatu tengah malam secara
mendadak Gus Dur berkunjung ke rumah Kiai Fawaid di Sukorejo meskipun
harus menempuh perjalanan darat yang sangat jauh. Gus Dur menghormati
pilihan Kiai Fawaid keluar dari PKB dan silaturahmi terus dipelihara.
Pernah
suatu ketika Gus dur menjadi presiden mampir kerumah Hanafi Asnan yang
waktu itu menjabat Kepala Staf Angkatan Udara , pada waktu itu acara
tanam seribu pohon di wilayah madura bersama mentri kehutanan marzuki
usman , acara yang di telah di rencanakan oleh protokol kepresidenan
tiba tiba gus dur menyelipkan acara berkunjung silahturahim ke rumah
Hanafi asnan bangkalan madura, Meski diberi tahu bahwa KSAU Hanafi
Asnan tak ikut dalam rombongan, Gus Dur mengatakan bahwa dirinya akan
bersilaturahmi kepada ibunya Pak Hanafi , Padahal Gus Dur tak pernah
kenal dengan ibunda Hanafi kecuali bahwa Hanafi adalah bawahannya yang
berasal dari Madura, bukan main terharunya Ksau Hanafi asnan bahwa
yang mampir menemui ibandanya adalah seorang presiden.
Itulah
sisi lain kehidupan Gus Dur yang jarang diperhatikan orang, yakni suka
bersilaturahmi kepada siapa pun. Banyak yang meyakini bahwa kegemaran
bersilaturahmi tanpa jarak “antara orang besar dan orang biasa” itulah
yang mengakibatkan Gus Dur menjadi milik dan dicintai oleh begitu
banyak orang.
Gus
Dur tak pernah lelah bersilaturahmi kepada siapa pun, mulai dari kota
besar sampai ke desa terpencil, mulai dari sahabat karib sampai ke
lawan-lawan politik, mulai dari orang-orang besar sampai orang-orang
kecil.
Jadi
selain karena modal politik- sosiologisnya sebagai tokoh yang berdarah
biru NU, kecerdasan dan kepandaiannya yang luar biasa, kehidupannya
yang bersahaja, serta keterbukaan dan kesantunannya terhadap semua
golongan, perihal kegemaran untuk selalu bersilaturahmi menjadi penguat
bagi munculnya keseganan dan kecintaan masyarakat terhadap Gus Dur.
Prof
DR kh Said Aqil Siraj pernah bercerita bahwa suatu hari dirinya
bersama Gus dur pergi ke Madinah untuk berziarah , waktu malam tiba Gus
dur mengajak dirinya berkeliling masjid untuk mencari seorang
“Waliyulloh”, setelah berkeliling akhirnya Kh said menunjuk sesorang
yang menggunakan imamah dan keningnya hitam bekas sujud ‘”apakah itu
wali Gus ? kata Kh said aqil. ” Bukan ….dia bukan Wali ” kata Gus Dus,
setelah berkeliling keliling dimasjid madinah Gus dur menghentikan
langkahnya dan menunjuk bahwa orang yang di depannya ini adalah wali,
sesorang yang hanya menggunakan sorban biasa dan duduk diatas sajadah,
lalu kh said aqil meminta kepada orang yang di tunjuk Gus dur wali itu
tersebut untuk mendoakan Gus dur dan dirinya, Lalu orang tersebut
mendoakan Gus dur agar sukses dan di ridoi , selesai berdoa orang
tersebut pergi sambil menarik sejadahnya dan berkata ” Ya Alloh dosa
apa saya , sehingga maqom dan kedudukan saya di ketahui orang. la
yariful wali illa biwalli . wallohu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar
Boleh komentar apa saja.