Saya copy paste informasi dari Priyadi.net soal ruginya berinvestasi
via unit link. Pak Priyadi bukan asal omong. Memang kenyataanya
merugikan. Saya sudah buktikan karena mengikuti asuransi terebut sejak
Oktober 2009. Premi yang aya bayarakan perbulan RP 750 ribu dan saat
tulisan ini dibuat sudah 15 kali pembayaran, yang berarti total uang
yang sudah saya setor adalah Rp 11.250.000. Tahukah, berapa total uang
saya sekarang di unit link prudential, jauh lebih kecil dari nlai yang
sudah saya setor selama 15 bulan terakhir. Prudential benar-benar
merugikan. Banyak biaya siluman yang saya tidak pahami. Hitungannya
tidak transparan. Oleh karena itu, untuk teman, saya sarankan baca blog
priyadi.net, jangan sampai menyesal mengikuti Prulink Prudential.
Ini link untuk artike soal betapa unit link itu merugikan:
http://priyadi.net/archives/2007/06/10/asuransi-unit-link-vs-reksadana/
Sejak beberapa tahun yang lalu, di Indonesia mulai marak dipasarkan produk-produk asuransi unit link. Unit link adalah produk asuransi yang menggabungkan layanan asuransi dan investasi sekaligus. Dengan menjadi nasabah produk unit link,
seseorang bisa mendapatkan manfaat ganda yaitu perlindungan asuransi
dan investasi. Produk asuransi yang ditawarkan bisa berbentuk asuransi
kesehatan atau asuransi jiwa, tetapi biasanya dipasarkan dalam kemasan
yang lebih menarik bagi masyarakat: misalnya tabungan masa depan atau
asuransi pendidikan.
Seperti halnya asuransi biasa, nasabah asuransi unit link membayar premi setiap jangka waktu tertentu, biasanya bulanan. Perbedaannya, nasabah unit link
membayar premi dalam dua porsi: porsi premi perlindungan dan porsi
investasi. Premi perlindungan berfungsi sama dengan premi pada asuransi
biasa. Sedangkan porsi investasi akan disetorkan oleh perusahaan
asuransi kepada manajer investasi untuk dikelola. Pada produk-produk
tertentu, jika nantinya return dari investasi bisa menutupi biaya premi, maka nasabah memiliki pilihan untuk tidak membayar premi.
Sebagian
besar perusahaan-perusahaan jasa manajer investasi ini biasanya
memiliki produk reksadana retail yang ditawarkan ke masyarakat. Ini yang
membuat saya berpikir keuntungan dan kerugian mengikuti layanan
asuransi dan reksadana secara terpisah, ketimbang mengikuti layanan unit link yang menggabungkan kedua jenis layanan tersebut.
Menjadi nasabah investasi unit link
dan reksadana sebenarnya tidak jauh berbeda. Dalam keduanya, nasabah
diminta untuk memilih kemana dana yang disetorkan akan diinvestasikan.
Pilihan yang disediakan adalah ekuitas, fixed income, pasar
uang atau kombinasi di antaranya. Keduanya sama-sama memiliki resiko
yang kurang lebih sama, tergantung dari jenis investasi yang dipilih.
Tetapi tentunya bukannya tidak ada perbedaan sama sekali.
Besar Biaya Akuisisi
Biasanya, asuransi unit link
dipasarkan secara sangat agresif, tidak jarang menggunakan sistem
pemasaran langsung. Di sisi lain, manager investasi minim melakukan
pemasaran. Pemasaran yang agresif bisa menjaring lebih banyak nasabah,
tetapi biaya akuisisi akan semakin tinggi dan biaya ini tetap akan
dibebankan kepada nasabah.
Sebagai contoh, salah satu produk asuransi link unit
membebankan biaya akuisisi kepada nasabah sebesar 41% dari setoran
porsi premi asuransi untuk lima tahun pertama. Biaya ini kemudian akan
ditalangi dengan tidak memberikan sebagian manfaat asuransi pada tahun
pertama dan sisanya kemudian dibebankan pada setoran porsi investasi.
Transparansi
Reksadana biasanya jauh lebih transparan daripada produk investasi yang ada dalam unit link.
Biasanya, nasabah reksadana dapat dengan mudah mengetahui
informasi-informasi seperti sejarah perkembangan investasi, resiko,
alokasi aset, biaya jasa pengelolaan dan sebagainya. Sedangkan dalam unit link,
seringkali sulit untuk mendapatkan informasi-informasi yang berhubungan
dengan manajer investasi beserta biaya dan kinerjanya. Kebanyakan agen
asuransi biasanya lebih banyak berkutat pada ilustrasi yang abstrak
tanpa dengan jelas memberi tahu parameter-parameter pembentuk ilustrasi
tersebut. Terlebih lagi, calon nasabah yang awam tidak memiliki
pembanding yang cukup untuk menilai kualitas yang diberikan oleh
ilustrasi tersebut.
Pada produk unit link ada lebih
banyak variabel yang berperan. Hal ini menjadikan ilustrasi yang
diberikan oleh penyedia layanan asuransi menjadi sangat rumit, terutama
bagi calon nasabah yang belum mengenal asuransi dan/atau reksadana.
Jika calon nasabah tidak cukup jeli dalam menganalisis ilustrasi yang
diberikan, bukan tidak mungkin akan ada biaya-biaya siluman yang tidak
disadari oleh calon nasabah. Tidak jarang, biaya-biaya ini baru
diketahui nasabah pertama kali dari polis yang didapatkan, atau bahkan
ketika biaya tersebut dibebankan kepada nasabah.
Pada unit link, akan menjadi sangat sulit bagi calon nasabah untuk membandingkan satu layanan asuransi unit link dengan layanan unit link
lainnya karena sistem yang digunakan bisa jadi jauh berbeda.
Membandingkan dua atau lebih layanan asuransi biasa sudah cukup rumit
tanpa harus dicekcoki dengan berbagai macam urusan investasi yang
nyatanya tidak benar-benar terpisah dengan asuransi.
Dengan
memisahkan asuransi dan reksadana, perhitungan yang perlu dilakukan
oleh nasabah akan menjadi jauh lebih transparan dan sederhana.
Perhitungan Inflasi pada Jumlah Pertanggungan
Beberapa produk unit link
memberi fitur utama yaitu janji putus pembayaran premi setelah tahun
tertentu, yang tergantung pada perkembangan investasi. Yang jarang
diperhatikan oleh nasabah adalah faktor inflasi yang akan memaksa
nasabah untuk menambah jumlah premi yang harus dibayarkan di masa yang
akan datang. Tentunya hal ini berlaku pula pada asuransi biasa, akan
tetapi pada asuransi biasa, calon nasabah tidak pernah dijanjikan putus
pembayaran premi.
Contoh: Seseorang mengikuti asuransi PRIlink
dengan porsi premi asuransi kesehatan sebesar Rp 50000 per bulan dengan
jumlah pertanggungan untuk perawatan di rumah sakit sebesar Rp
500000/hari. Setelah 10 tahun, diprediksi return investasi
dapat menutupi pembayaran premi tersebut. Tetapi hal ini belum
memperhitungkan inflasi yang akan terjadi sampai 10 tahun ke depan.
Inflasi akan menyebabkan biaya perawatan di rumah sakit menjadi semakin
tinggi. Untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit yang setara dengan
Rp 500000/hari saat ini, 10 tahun kemudian kita harus membayar lebih
besar daripada jumlah tersebut. Akibatnya premi akan semakin besar dan
putus pembayaran premi menjadi tertunda atau bahkan tidak akan pernah
terjadi.
Sebagai catatan, dengan asumsi inflasi tahunan sebesar
7,5% per tahun dan biaya perawatan sebanding dengan laju inflasi, maka
untuk mendapatkan kualitas perawatan seharga Rp 500 ribu/hari pada hari
ini, dalam 10 tahun kita harus membayar biaya perawatan sebesar kurang
lebih Rp 1 juta/hari. Dengan memperhatikan inflasi, rencana putus
pembayaran premi pasti akan mundur atau bahkan tidak akan terjadi,
tergantung porsi investasi yang ditetapkan dan realisasi perkembangan
investasi.
Selain itu, putus pembayaran premi bukanlah fitur spesifik unit link.
Nasabah asuransi dan reksadana secara terpisah juga dapat menikmati
fasilitas ini karena pembayaran premi asuransi bisa saja nantinya
dibebankan pada return investasi di masa yang akan datang.
Perbedaannya, pada nasabah asuransi dan reksadana terpisah, dana
tersebut harus melewati kantong nasabah yang bersangkutan. Sedangkan
pada unit link semuanya telah diurus oleh pihak penyedia layanan asuransi.
Panjang Jalur Administrasi
Pada investasi unit link,
instruksi nasabah perlu melewati beberapa pihak: dari agen asuransi
(jika ada), ke perusahaan asuransi, dan baru kemudian mencapai manager
investasi untuk diproses. Semakin panjang rantai instruksi ini tentunya
semakin lama instruksi tersebut dapat diproses. Panjang administrasi
ini dapat diputus dengan mengalokasikan dana investasi langsung ke
produk reksadana yang dikeluarkan oleh manajer investasi, tanpa
melewati perusahaan asuransi.
Selain itu, semakin panjang jalur
administrasi tentunya juga semakin banyak biaya administrasi yang perlu
dikeluarkan oleh seorang nasabah. Dengan menempuh jalan pintas dengan
cara melakukan investasi pada reksadana secara langsung, nasabah dapat
mempercepat instruksi dan sekaligus menghemat biaya-biaya administrasi.
Walaupun
reksadana adalah instrumen investasi jangka panjang, kecepatan
pemrosesan instruksi adalah faktor yang cukup kritis. Pada kebanyakan
(semua?) produk reksadana, instruksi nasabah dilakukan atas harga yang
berlaku pada penutupan hari tersebut. Sedangkan dari informasi beberapa
agen produk unit link, saya tidak sepenuhnya yakin bahwa
instruksi nasabah dilakukan berdasarkan harga yang berlaku pada
penutupan hari tersebut. Bisa saja instruksi yang dilakukan pada hari H
baru akan dilakukan pada H+2, pada saat harga unit link sudah berbeda.
Keterikatan dan Fleksibilitas
Yang
paling penting bagi yang serius untuk menjalankan investasi adalah
faktor keterikatan. Dengan memisahkan layanan asuransi dan reksadana,
kita bisa membagi proporsi di antara keduanya sesuai dengan situasi dan
kondisi kita pada saat itu, tanpa harus terikat dengan proporsi dan
jumlah yang telah ditetapkan dalam polis asuransi. Jika sedang
membutuhkan uang, kita bisa tetap membayar premi asuransi, tetapi bisa
bebas berhenti menyetorkan dana investasi tanpa harus takut kehilangan
manfaat asuransi. Sebaliknya, jika sedang memiliki dana berlebih, kita
bisa menyetorkan kelebihan dana tersebut ke reksadana tanpa harus
terkena penalti atau biaya tambahan.
Selain itu, kita juga bisa
dengan bebas memindahkan dana dari satu manajer investasi ke manajer
investasi lainnya sesuai keperluan; atau bahkan memindahkan dana dari
reksadana ke instrumen investasi non reksadana tanpa harus terkena
penalti sisa dana minimum. Semua ini akan bisa dilakukan tanpa
keterikatan dengan penyedia layanan asuransi.
***
Dengan demikian saya tidak dapat melihat adanya nilai tambah yang diberikan unit link dibandingkan dengan mengikuti asuransi dan reksadana secara terpisah. Kelebihan unit link hanya ada bagi orang-orang yang belum mengetahui keberadaan reksadana sebagai instrumen investasi. Kelebihan unit link
lainnya adalah kepraktisan bagi yang tidak ingin berhubungan dengan
pihak yang berbeda untuk mengurusi investasi dan asuransi. Mengingat
mendaftar reksadana tidak lebih sulit daripada mendaftar akun tabungan
bank, saya tidak yakin manfaat kepraktisan yang didapatkan akan
sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Pada beberapa tahun
yang lalu, saat jumlah minimum setoran pada produk reksadana mencapai
puluhan juta rupiah (yang saya tahu), mungkin unit link bisa
bermanfaat bagi yang ingin melakukan investasi kecil secara periodik
(menyisihkan sebagian gaji bulanan untuk keperluan investasi). Tetapi
pada kondisi saat ini dimana jumlah setoran minimum reksadana bisa
mencapai sekurang-kurangnya Rp 100 ribu, bagi saya unit link praktis tidak lagi begitu menarik.
Asuransi kayanya hanya merugikan masyarakat dengan janji2 atau iming-iming mereka saja agar masyarakat mau berasuransi, pas nasabahnya membutuhkan kewajibannya sebagai nasabah malah di persulit. Jadi saran sy tdk usah ikutan yg namanya asuransi, asuransi apapun itu
BalasHapuswah bro...sorry nih ane sih juga pernah ditawari hal yg sama. kl gw baca artikel ini, sepertinya mas bro ga diterangin secara lengkap oleh agentnya atau bisa jadi mas bro juga ga mudeng.. kalau ane sih..jelas semuanya..ane dijelasin detail kok..bahkan saat masih ilustrasi...coba d cek lagi..hehehe
BalasHapuskalau besarnya investasi itu juga dijelaskan kok, kita juga bisa top up kok..
jadi kuncinya harus jelas sejak awal..sepengalaman ane sih ,,,ga ada tuh yang namanya biaya siluman..hehehe..
tp ya terserah pembaca yang budiman.. peace bro.. :)
Saya setuju bahwa asuransi memang tidak menguntungkan sepenuhnya,sejelas apapun penjelasannya tetap ada syarat dan ketentuan yg berlaku yg belum tentu nasabah memahami,dikarenakan penjelasan pihak asuransi menggunakan bahasa atau istilah yg susah dimengerti nasabah awam,saran saya gunakanlah tabungan berencana yg sudah jelas tujuannya,datang pada bank terdekat dan tanya sejelas jelasnya mengenai tabungan berencana,dijamin tidak merugikan karena jelas rincian yg ada
BalasHapusmungkin kurang dijelasin sm agennya ecara detail diawal,menurut saya ni bro asuransi tidak merugikan tergantung dengan keperluan kita dan penjelasan yang jelas diawal oleh agen asuransi
BalasHapusKalo lo bilang banyak dana siluman , gue mah senyum aja. Saya ke Agent saya di awal ilustrasi aja dijelaskan sampai rinci. Bahkan sebelum saya buka polis ada masa dimana saya melihat besar kecil dana saya seperti apa nanti biaya biaya apa saja . Dan pergunaan serta manfaatnya apa. Dana saya masuk ada laporan rinci dan bahkan ageny gk bisa bawa lari uang saya dan gk disetorkan. Gk ada cerita gitu tu . Silahkan menilai sendiri kalo mau untuk fasilitas ya Asuransi klo mau Untung finasial ya Infestasi. Hal kecil gitu aja kosa kata lo campur aduk. Bagi pembaca yang budiman silahkan menilai sendiri.
BalasHapus