Semua pertanyaan-pertanyaan yang solusinya tidak pasti, seolah-olah bisa dijawab dengan asuransi. Bukannya saya nggak seneng sama asuransi, tapi kalau pertanyaannya adalah “Apakah kita membutuhkan asuransi?” mungkin jawaban sebenarnya adalah “belum tentu”. Contoh saja, kalau umur Anda 25 tahun, masih segar bugar, tidak punya tanggungan siapa-siapa (hidup sendiri alias masih single), agak mengherankan apabila Anda ikut asuransi jiwa. Ini sama saja mengatakan, Anda cenderung buang-buang uang, untuk sesuatu yang kemungkinannya kecil sekali, plus dampak finansialnya juga kecil.
Alasan sederhana paling umum ketika orang membeli produk asuransi bisa dipersingkat menjadi “saya nggak mau jatoh miskin, saat (pilih salah satu) : mobil saya nabrak, anak saya mau sekolah, rumah saya kebakar, atau saya sakit parah/operasi“. Dengan kata lain, asuransi hanya berfungsi sebagai pengurang dampak finansial dari resiko. Jadi, salah kaprah kalau penghasilan Anda 100 juta sebulan, tapi ikut asuransi kesehatan yang uang pertanggungannya cuma sejuta perak. Ngapain? Anda udah terlalu tajir untuk ikut asuransi ecek-ecek!
Pesan 1 : kalau udah kelewat tajir, nggak usah pake asuransi-asuransian!
Tapi kan, saya ikut asuransi investasi, nanti duitnya setelah 5-10 tahun, bakal jadi semilyar!Begini, sebagai sebuah bidang usaha yang mengelola dana nasabah (dalam hal ini nasabah asuransi), tentu agen asuransi akan mengiming-imingi keuntungan yang nilainya “kudu dibilang wow gituh”. Padahal, ada cost perusahaan, ada profit yang harus dibukukan, ada karyawan/agen asuransi yang harus digaji. Artinya, sebenernya dana yang Anda pakai untuk beli produk insurance, kalau tidak dipotong biaya-biaya tadi, akan menghasilkan profit yang jauh lebih besar bila diinvestasikan langsung ke produk investasi, bukan via asuransi investasi atau unit link (campuran).
Pesan 2 : ikut produk asuransi investasi lebih merugikan dibanding invest langsung di produk investasi murni
Tapi kan, ini sama aja kayak nabung?No no no no no. Anda ikut asuransi investasi nggak sama kayak nabung. Kalau kita nabung Pak/Bu, duitnya bisa kita ambil kapan aja. Duit kita likuid, alias gampang cair. Nunggu selama 10 tahun makan waktu. Iya kalau perusahaan asuransinya nggak bangkrut, iya kalau di tengah jalan kita nggak butuh duit. Kalau kita ambil di misalnya 5 tahun pertama, tentu kita kena biaya tambahan.
0 komentar:
Posting Komentar
Boleh komentar apa saja.