Waktu itu, sekitar empat tahun yang lalu, aku diajak kawanku
yang bernama Wahyu untuk menemui makhluk gaib di daerah Garut yang katanya mau
memberi uang 500 juta rupiah kepadanya. Meskipun aku sendiri tidak percaya, tapi
aku setuju saja karena akan ada imbalan uang kalau acara itu berhasil. Setelah aku setuju, akhirnya hari dan jam
keberangkatan ditentukan. Menurut
ceritanya, ia akan meminta uang kepada Makhluk Gaib itu sebesar 5 milyar
rupiah.
Saat hari dan waktu keberangkatan yang telah ditentukan
tiba, aku berangkat menuju ke rumah Wahyu, lalu tepat pukul 14.00, Kami
berangkat berdua dengan mengendarai mobil.
Tepat jam 20.00 sampailah kami di kota Garut. Karena sudah saatnya makan malam, mampir di sebuah
warung. Usai makan malam, kami melanjutkan perjalanan. Sekitar 1 jam perjalanan, tepat jam 22.00
tibalah kami di suatu perkampungan. Mobil yang dikemudikan Wahyu melaju
perlahahan memasuki gang-gang yang ada di perkampungan itu. Akhirnya mobil berhenti di halaman sebuah
rumah sederhana, tapi halamannya cukup luas. Kami turun dari kendaraan lalu Wahyu
mengetuk pintu rumah itu sambil memberi salam kepada penghuni rumah.
Terdengar jawaban salam dari dalam rumah, lalu seorang
laki-laki muda membukakan pintu dan mempersilakan kami masuk dan duduk di sofa
yang ada di ruang tamu. Tak seberapa lama, tiga cangkir kopi panas terhidang di
hadapan kami. Lalu seorang lelaki paruh baya menemui kami. Namanya pak Anwar. Setelah mereka berbincang-bincang,
aku tahu bahwa pak Anwar adalah semacam juru kunci yang akan mempertemukan Wahyu
dengan makhluk gaib tersebut.
Tepat jam 23.00, pak Anwar bertanya kepada Wahtyu “bagaimana
pak, sudah siap?”. “Siap pak”, jawab Wahyu.
Lalu pak Anwar mengajak kami masuk ke ruang tengah, kami semua duduk di
lantai beralaskan karpet. Di ruang
tengah tersebut pak Anwar berkata kepada Wahyu. “begini pak, saya di sini hanya
mempertemukan bapak dengan makhluk gaib itu, saya akan undang dia. Masalah keberhasilan bukan di tangan saya
ya”. “ya pak”, jawab Wahyu.
Lalu pak Anwar berkata lagi kepada Wahyu “nanti, saya akan
masuk kamar dulu untuk mengundang makhluk gaib itu, dan kalau makhluk gaib itu
datang, nanti bapak saya panggil untuk masuk dan bicara sendiri ya”. “baik
pak”, jawab Wahyu.
“nanti ada lima pertanyaan yang akan diajukan kepada bapak
oleh Makhluk gaib itu. Pertanyaannya adalah
siapa nama bapak, lalu bapak lahir hari
apa, siapa nama ibu kandung bapak, bapak
ada perlu apa dan untuk apa. Bapak harus bisa menjawab dengan benar semua
pertanyaan itu”. Kata pak Anwar menjelaskan. “siap pak” jawab Wahyu. Aku hanya
mendengarkan saja.
Kemudian pak Anwar memasuki kamar yang ada di sebelah ruang
tengah itu, lalu pintu kamar ditutup, yang terdengar hanyalah suara pak Anwar
yang sedang membaca do’a-do’a memanggil makhluk gaib. Beberapa saat kemudian terdengar suara keras
di atap rumah “dhug dhug dhug”, lalu terdengar suara pak Anwar sedang berdialog
dengan seseorang yang bersuara agak bindheng. Setelah itu ada lagi suara dhug
dhug di atap rumah, kemudian ada suara seperti mesin hitung uang yang pernah
aku dengar di bank.
Kemudian pak Anwar keluar memanggil Wahyu, “mari pak,
silakan masuk”. “Saya takut pak”, kata Wahyu.
“bagaimana pak, ini makhluk gaibnya sudah datang, dan uang juga sudah
disiapkan”, kata pak Anwar. Lalu Wahyu menunjukku “kalau kamu saja bagaimana?”
kata Wahyu kepadaku. “kalau diijinkan ya gak apa-apa”, jawabku. “ya sudah tidak apa-apa”, kata pak Anwar, lalu
aku masuk kamar itu bersama pak Anwar.
Aku duduk di samping pak Anwar. Aku perhatikan dengan seksama semu keadaan
kamar yang gelap itu, Ada sosok hitam di depanku sambil mengajukan beberapa
pertanyaan kepadaku. Semua pertanyaan
aku jawab dengan benar, termasuk pertanyaan “kamu mau apa”, aku jawab “aku mau
minta uang sebanyak 500 juta rupiah”.
“untuk apa?”, aku jawab “untuk bayar hutang, untuk modal usaha dan untuk
bekal hidup serta ibadah”.
Lalu makhluk gaib itu berkata “sekarang saya mau menyerahkan
uang itu kepadamu, berdirilah dan kita berjabat tangan untuk serah terima. Lalu
aku berdiri dan karena gelap dan aku hanya menyodorkan tanganku saja tapi
tanganku disambut dengan jabatan tangan besar berbulu. Lalu terdengar duara
“aku serahkan uang 500 juta kepadamu untuk dimanfaatkan”. “ya aku terima”,
jawabku. Lalu tangan yang menjabatku
tiba-tiba hilang dan terdengan suara keras dhug dhug dhug.
“Alhamdulillah”, kata pak Anwar sambil menyalakan lampu.
Lalu pak Anwar berkata “uang itu sebenarnya hak pak Seno karena yang akad
adalah pak Seno, tapi terserah pak Seno” . “saya serahkan kepada pak Wahyu karena
pak Wahyu yang berkepentingan”, jawabku sambil menyerahkan uang 500 juta kepada
Wahyu. Wahyu sujud syukur lalu memelukku sambil terisak tak kuasa menahan tangis. Ia sangat membutuhkan uang itu untuk
melunasi hutang-hutangnya.
Setelah dikeluarkan zakat dan sedekahnya dan setelah
dipotong keperluan membayar hutang, ada
sia uang 50 juta rupiah. Aku, pak Wahyu, pak Bambang dan pak Anwar
masing-masing mendapat 10 juta rupaih, ada sisa uang 10 juta rupiah diserahkan
kepada pak Anwar untuk biaya tasyakkuran. Alhamdulillah.
0 komentar:
Posting Komentar
Boleh komentar apa saja.